Baca Juga: Gratis!!! Manfaatkan Friv untuk Memainkan Smiling Glass Pro Pourer Langsung Tanpa Install Aplikasi
Pelanusa sendiri terbentuk dari kelompok kerajinan tekstil yang beranggotakan para difabel kreatif sudah menjalankan komunitas ini selama 10 tahun.
Namun anggotanya terpuruk karena pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, sehingga untuk bangkit lagi perlu ada dukungan dari pihak luar mulai dari kreasi hingga marketing.
Seperti diutarakan oleh Founder PELAWONS, Endahing Noor Suryanti atau biasa disapa dengan Yanti yang sangat terbantu oleh uluran kreatif Institut Asia Malang dalam membuat aplikasi ini.
“Ada Kampus Asia Malang yang bersedia membantu mewujudkan aplikasi PELAWONS ini, karena tentunya membutuhkan dana yang cukup mahal untuk membuatnya,” ucap Yanti.
Ketua Pelaksana Matching Fund Kampus Asia Malang, Fransiska Sisilia Mukti, S.T., M.T. saat launching aplikasi PELAWONS menjelaskan bentuk kolaborasi yang telah ditempuhnya.
“melalui aplikasi PELAWONS ini kami dari Institut Asia Malang telah berkolaborasi dengan komunitas Pelangi Nusantara Singhasari (PELANUSA) dan PT Inagata Persada membangun sebuah aplikasi yang mengusung konsep eknologi artifisial intelegent atau kecerdasan buatan yang membantu disabilitas dalam bentuk animasi bahasa isyarat,” jelas Fransiska.
Baca Juga: Ramai Petisi Selamatkan UMKM dari Kebangkrutannya Akibat Mahalnya Makanan di Gofood dan Grabfood
Keunggulan Aplikasi PELAWONS