Network
MALANG TERKINI - Video penggebrekan Kepala Desa Bumiayu diduga selingkuh dengan guru SD pada malam tahun baru viral di media sosial.
Pada unggahan video disebutkan, Kepala Desa yang selingkuh dengan oknum guru SD di Bumiayu, Kajoran, digrebek sang suami.
Video itu memperlihatkan seorang pria diduga Kepala Desa (Kades) Bumiayu yang bersama wanita di dalam sebuah kamar didatangi sejumlah polisi.
Mulanya, petugas berseragam polisi yang datang bersama beberapa orang mengetuk pintu kamar tersebut.
Lalu dari dalam kamar, ada seorang pria diduga Kades membuka pintunya, lantas menyalakan lampu. Ia pun tampak bingung dan mondar-mandir.
Salah seorang yang turut masuk ke dalam kamar kemudian membuka pintu toilet dan mendapati ada seorang wanita diduga guru SDN Bumiayu.
Wanita tersebut terlihat hanya mengenakan kemben sambil memegang gayung. Ia tampak terkejut seraya spontan berucap "Maaf" saat ada yang menengoknya.
Rekaman video tersebut dibagikan akun @andreli_48 melalui media sosial Instagram pada Senin, 2 Desember 2022.
Disebutkan dalam keterangan pada unggahannya, peristiwa itu bermula dari kecurigaan HW terhadap istrinya yakni MFTK yang merupakan seorang guru.
Dalam beberapa bulan terakhir, HW mulai mencium keanehan dengan tindak-tanduk sang istri. Ia pun merasa tidak dihargai dalam berumah tangga sebagai suami.
Akhirnya, mereka berpisah ranjang. Namun, diam-diam HW mencari tahu penyebab kenapa istrinya berubah menjadi terasa aneh.
Dari kecurigaannya itu, ternyata ia mendapati MFTK menjalin hubungan asmara dengan seorang pria lain diduga Kades Bumiayu, Kajoran, berinisial BS.
Baca Juga: Viral! Video Warga Gerebek Pria dan Wanita yang Sedang Berbuat Mesum di Toilet Masjid
Disebutkan, HW sudah beberapa kali mengikuti dan mencari bukti hubungan terlarang istrinya dengan oknum tersebut.
Akhirnya pada malam tahun baru 2023, dengan bantuan petugas Polsek setempat, ia menggrebek mereka yang sedang menginap di salah satu hotel daerah Ayah, Kebumen.
Selanjutnya, HW melaporkan kejadian itu ke Polres Kebumen dan saat ini kasus tersebut ditangani unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim).***
