Network
MALANG TERKINI – Wiji Thukul dikenal sebagai seorang penyair dan aktivis HAM. Namanya semakin diperbincangkan publik setelah hilang secara misterius sejak 10 Februari 1998.
Nama Wiji Thukul kembali menjadi sorotan, setelah sang istri Siti Dyah Sujirah atau Sipon dikabarkan meninggal dunia pada 5 Januari 2023 di Rumah Sakit Hermina Surakarta, akibat serangan jantung.
Kepergian sang istri yang berusia 55 tahun dan dikenal sebagai seorang yang sangat lantang dan berani menuntut pencarian keberadaan dari Wiji Thukul yang hilang hari ini.
Kabar duka tersebut membuat semua orang penasaran dengan sosok Wiji Thukul. Hingga tidak sedikit yang mencari profil dan biodata untuk mengetahui kisah dari seorang Wiji Thukul.
Baca Juga: Kumpulan Kata-Kata Wiji Thukul yang Menyentuh Hati dan Menggetarkan Nurani
Pria yang memiliki nama asli Wiji Widodo ini sejak dahulu dikenal sebagai penyair sekaligus aktivis HAM Indonesia. Ia diketahui lahir di Solo, Jawa Tengah.
Wiji yang lahir pada 26 Agustus 1963 ini merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ayahnya merupakan seorang penarik becak dan ibunya berjualan ayam bumbu.
Pria yang akrab dipanggil Thukul ini diketahui suka menulis puisi sejak ia sekolah dasar. Ketika SMP, ia tertarik juga dengan dunia teater.
Anak sulung ini diketahui pernah bergabung dengan Teater Jagat dan pengamen puisi di kampung dan kota. Sejak saat itu dia semakin suka dengan dunia puisi dan penyair.
Wiji diketahui pernah menjadi penjual koran, calo karcis bioskop, tukang pelitur perusahaan mebel demi menyambung hidup.
Pria yang hilang di usia 34 tahun ini diketahui merupakan alumni SMP Negeri 8 Solo dan sempat sekolah di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia jurusan tari hingga kelas dua. Ia berhenti sekolah karena kesulitan ekonomi.
Pada Oktober 1989, Thukul memutuskan menikah dengan Siti Dyah Sujirah alias Sipon yang merupakan seorang buruh.
Keduanya kemudian dikaruniai anak pertama bernama Fitri Nganthi Wani. Kemudian pada 22 Desember 1993, anak kedua mereka lahir yang bernama Fajar Merah.
Baca Juga: Biodata Profil Wiji Tukul, Aktivis yang Hilang Sejak Peristiwa Kudatuli 1998
Kegiatan aktivisnya dimulai sejak Wiji aktif menyelenggarakan kegiatan teater dan melukis dengan anak kampung Jagalan.
Tahun 1994 saat ada aksi petani di Ngawi, Jawa Timur, ia menjadi pemimpin massa dalam melakukan orasi hingga akhirnya ia ditangkap serta dipukuli oleh militer.
Thukul juga diketahui ikut demo memprotes pencemaran lingkungan oleh pabrik tekstil PT Sariwarna Asli Solo dan juga aktif sebagai ketua di Jaringan Kerja Kesenian Rakyat (Jakker).
Wiji juga pernah mendapat tindakan yang tidak menyenangkan dengan dibenturkan pada mobil oleh aparat pada aksi protes karyawan PT. Sritex di tahun 1995. Hal ini menyebabkan cedera mata sebelah kanan.
Baca Juga: Profil dan Biodata Jhon Lbf, Siapa Nama Aslinya? Pengusaha Apa? Berapa Kekayaannya?
Saat cedera matanya belum pulih, ia nekat ke Jakarta untuk ikut Deklarasi PRD pada 22 Juli 1996 di kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia.
Kerusuhan pada Mei 1998 membuat beberapa nama aktivis masuk ke dalam daftar pencarian aparat Kopassus Mawar.
Dari banyaknya aktivis yang ada beberapa berasal dari beberapa partai, JAKKER, pengusaha, mahasiswa dan pelajar yang akhirnya hilang tanpa kabar sejak April hingga Mei 1998.
Thukul sendiri semenjak bulan Juli 1996, ia sudah berpindah-pindah dengan keluar masuk dari daerah satu ke daerah lainnya untuk bersembunyi dan agar tidak ditangkap aparat.
Baca Juga: Profil Nadia Hawasyi, Ustazah yang Viral karena Disawer Uang oleh Dua Lelaki saat Sedang Ngaji
Dalam pelariannya pun, Wiji masih beberapa kali menulis puisi pro-demokrasi yang salah satunya berjudul Para Jendral Marah-Marah.
Hingga sebuah peristiwa terjadi di tahun 27 Juli 1998 di mana saat itu ia menghilang tanpa jejak hingga saat ini. Ia masuk dalam belasan aktivis yang hilang tanpa jejak dan kabar sama sekali.
Sang istri pun pada 2000, melaporkan hilangnya Wiji Thukul ke Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras). Namun hingga saat ini, keberadaan dan kabar dari Thukul pun belum ditemukan.
Sang istri pun, Sipon tidak berhenti memperjuangkan agar kabar dan keberadaan suaminya yang hilang ditemukan. Berbagai upaya sudah dilakukan oleh sang istri.
Baca Juga: BSU 2023 Cair Januari, Bagaimana Cara Ceknya?
Namun, sayangnya hingga sang istri meninggal dunia, kejelasan tentang hilangnya Wiji Thukul tidak menemui titik terang.
Wiji juga memiliki prestasi atau penghargaan yaitu membaca puisi di Kedubes Jerman yang di Jakarta pada 1998, membaca puisi pada Pasar Malam Puisi di Jakarta pada 1991.
Kemudian mendapat penghargaan Wertheim Encourage Award bersama WS Rendra pada 1991 yang diberikan oleh Wertheim Stichting, Belanda.
Penghargaan Yap Thiam Hien Award dan juga film dokumenter tentang sosok Wiji Thukul pada 2002 oleh Tinuk Yampolsky.
Baca Juga: Penemuan Kerangka Manusia Tanpa Busana Gegerkan Warga Malang
Nama Lengkap: Widji Widodo
Nama Panggung: Wiji Thukul
Nama Panggilan: Wiji, Thukul
Tempat, Tanggal Lahir: Sorogenen, Solo, 26 Agustus 1963
Menghilang: 10 Februari 1998
Kewarganegaraan: Indonesia
Agama: Islam
Nama Pasangan: Siti Dyah Sujirah
Nama Anak: Fitri Nganthi Wani, Fajar Merah
Baca Juga: Kronologi Pembakaran Orang Hidup-Hidup di Penjaringan Jakarta Utara
Pendidikan: SMP Negeri 8 Solo dan Sekolah Menengah Karawitan Indonesia Jurusan Tari
Profesi: Sastrawan/Penyair, aktivis
Hobi: Menulis, Membaca
Itulah profil dan biodata Wiji Thukul, penyair sekaligus aktivis yang istrinya bernama Sipon baru saja meninggal dunia pada 5 Januari 2023.***
