Kilas Balik Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949: Hari Penegakan Kedaulatan Negara

- 28 Februari 2023, 12:03 WIB
Serangan Umum 1 Maret 1949 telah ditetapkan Pemerintah sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara
Serangan Umum 1 Maret 1949 telah ditetapkan Pemerintah sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara //Website Kemdikbud

MALANG TERKINI - Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 sejak tahun 2022 telah ditetapkan sebagai hari penting nasional.

Sebagaimana tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 2 Tahun 2022 bahwa setiap tanggal 1 Maret diperingati sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara.

Lantas bagaimana sejarah dari Hari Penegakan Kedaulatan Negara, dan mengapa setiap tanggal 1 Maret kita peringati sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara

Baca Juga: Kronologi Mobil Pelat Merah Tabrak Pengendara Motor di Klaten, Polisi Lakukan Pengejaran hingga Madiun

Dilansir Malang Terkini dari Naskah Akademik Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2022, berikut rangkuman peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

Tokoh sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949

Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah peristiwa yang bermakna penting bagi kedaulatan negara, yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.

Keberhasilan para founding fathers di bawah kepemimpinan Soekarno dan Mohammad Hatta, Panglima Besar Jenderal Soedirman, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Syarifuddin Prawiranegara, juga tokoh-tokoh penting lainnya.

Mereka telah berhasil mengajak seluruh komponen bangsa, mulai dari TNI, Kepolisian, laskar, para ulama dan santrinya, hingga rakyat biasa yang saling bahu membahu merebut kembali ibu kota negara yang telah dikuasai oleh penjajah.

Baca Juga: Kondisi Terbaru David Korban Penganiayaan Anak Pejabat DJP yang Sempat Alami Koma

Historiografi Serangan Umum 1 Maret 1949

Serangan Umum oleh para Tentara Nasional Republik Indonesia terhadap kedudukan markas militer Belanda di Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949 ini, merupakan serangan militer masif untuk menikam jantung kekuatan musuh saat itu.

Saat itu Yogyakarta dijadikan sebagai center of gravity, di mana seluruh kekuatan militer Belanda dipusatkan di satu wilayah.

Serangan dimaksudkan untuk merebut kembali Yogyakarta yang merupakan Ibu Kota Negara Republik Indonesia, yang telah diambil alih Belanda pada serangan militer 19 Desember 1948.

Serangan yang berlangsung selama 6 jam di Yogyakarta ini, telah berhasil membuktikan eksistensi Indonesia kepada dunia internasional.

Pengakuan Kedaulatan RI saat Konferensi Meja Bundar

Peristiwa ini telah meyakinkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mendesak Belanda agar kembali ke meja perundingan.

Baca Juga: Sejarah Terbentuknya Danau Toba dan Pulau Samosir Berdasarkan Sains vs Legenda

Desakan PBB ini kemudian direspon melalui penyelenggaraan Konferensi Meja Bundar (KMB) pada bulan Desember 1949 di Den Haag, negeri Belanda yang diikuti oleh delegasi dari Indonesia, Belanda, dan negara lain yang ditunjuk PBB.

KMB berhasil melahirkan kesepakatan berupa kedaulatan RI oleh Belanda. Kedaulatan negara yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 telah berhasil ditegakkan kembali.

Pemerintah berharap peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 dapat diperingati sebagai Hari Besar Nasional dengan sebutan Hari Penegakan Kedaulatan Negara, dan menjadi Hari Besar Nasional yang dapat diisi dengan kegiatan positif dan inspiratif oleh seluruh elemen bangsa.***

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x