Karena banyaknya reaksi, Sulianti Saroso ditelepon Menkes dan diperingatkan agar tidak menyinggung isu sensitif itu lagi.
Presiden Soekarno tidak mendukung Keluarga Berencana. Saat itu Soekarno cenderung berhati-hati di tengah tensi politik yang tinggi dan penentangan publik terhadap “pelanggaran moral” termasuk keluarga berencana.
Baca Juga: Studi: 4 Hari Kerja dalam Seminggu, Tingkatkan Kesejahteraan dan Ekonomi
Program KB mendapat atensi di masa Orde Baru
Apa yang kemudian dipelopori Sulianti Saroso dalam program Keluarga Berencana, akhirnya mendapat tempat di masa Orde Baru.
Kecemerlangan Sulianti Saroso telah berhasil mengangkat dunia medis Indonesia ke level global. Ia pun wafat pada 29 April 1991 di usia 73 tahun, dan namanya diabadikan sebagai nama sebuah rumah sakit, yakni Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.***