"Kejadiannya ekstrem semakin ekstrem. Kalau tidak ada mitigasi, kenaikannya bisa mencapai 3,5 derajat Celsius. Berarti berapa kali lipat dari sekarang, kondisi ekstrem mungkin sudah menjadi kenormalan baru," ucapnya.
Ia mengatakan apabila tidak dilakukan mitigasi, kenaikan suhu akan berdampak besar pada seluruh pulau-pulau besar di Tanah Air.
Dalam kesempatan sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mengatakan pada sektor pertanian, perubahan iklim akan menyebabkan singkatnya periode ulang variasi iklim, salah satunya siklus El Nino yang harusnya terjadi 3-7 tahun menjadi 2-5 tahun.
"BMKG telah memberi imbauan fenomena El Nino ini akan cukup panjang hingga akhir Desember, dan perlu mitigasi terhadap kelangkaan air, karhutla, serta, menurunnya produktivitas pangan," katanya.
Perubahan iklim, lanjutnya, juga menyulitkan waktu tanam karena pergeseran awal hujan.
Ia mengemukakan strategi pembangunan berketahanan iklim pada sektor pertanian yakni penerapan smart agriculture, pengembangan kualitas dan daya saing SDM lokal, penguatan System Rice Intensification (SRI), penerapan pertanian adaptif dan rendah karbon, dan modernisasi perbenihan varietas baru adaptif kekeringan.
"Arah kebijakan ini menjadi pedoman pembangunan infrastruktur dan kewilayahan," katanya.***