Penguatan Ekonomi Perempuan dan UMKM, Wahid Foundation dan JTI Indonesia Deklarasikan Desa Damai

- 17 September 2023, 23:05 WIB
Wahid Foundation dan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia deklarasi Desa Damai di lapangan Dusun Curahjati, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jatim. ANTARA/HO-ist
Wahid Foundation dan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia deklarasi Desa Damai di lapangan Dusun Curahjati, Desa Grajagan, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, Jatim. ANTARA/HO-ist /

"Mengambil pendekatan pemberdayaan ekonomi kepada para pelaku UMKM penting untuk memperkuat resiliensi (kemampuan untuk bangkit). Pemberdayaan ekonomi merupakan pendekatan strategis dalam pencegahan dan pengendalian konflik sosial," ucapnya.

Dengan meletakkan perempuan sebagai aktor utama, lanjut Mujtaba, pemberdayaan ekonomi menjadi wahana interaksi sosial sekaligus peningkatan taraf hidup.

Corporate Affairs & Communications Manager JTI Indonesia Putri Sasongko mengatakan bahwa JTI Indonesia merasa bangga bisa berperan dalam program pengembangan Desa Damai, dan menyaksikan secara langsung bagaimana program ini secara nyata memberi kontribusi terhadap komunitas masyarakat di Desa Grajagan maupun Desa Bangsring.

"Kami meyakini bahwa untuk mewujudkan Indonesia yang semakin maju membutuhkan masyarakat yang berdaya dan terbuka pada nilai-nilai keberagaman. Hal itulah yang mendorong JTI Indonesia berpartisipasi dalam pengembangan Desa Damai di wilayah-wilayah yang memiliki tantangan sosial dan ekonomi, dengan harapan bahwa program yang dilakukan akan mendukung kehidupan masyarakat yang dituju menjadi lebih resilien dan memiliki kemampuan yang lebih baik di masa yang akan datang," katanya.

Program pemberdayaan Wahid Foundation bekerja sama dengan Japan Tobacco International (JTI) Indonesia telah berjalan sejak bulan April 2023.

Sementara Ketua Panitia Deklarasi dan Bazar Desa Damai, Andreas Dwi Prasetyo mengatakan kegiatan bazar ini bazar yang dikelola oleh UMKM binaan Wahid Foundation ini berlangsung dua hari untuk menyemarakkan rasa damai dalam keberagaman di Desa Grajakan dan Bangsring.

"Semakin kokoh-nya toleransi beragama maka akan turut membantu tercapainya kemakmuran ekonomi, terlebih dalam prosesnya mendorong partisipasi perempuan," ujar Andreas.

Kepala Desa Grajagan, Supriono menegaskan bahwa kultur masyarakat Desa Grajagan memang majemuk, lima agama (Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Katolik) hidup rukun dan berdampingan di desa itu.

"Kami sering mengadakan kegiatan bersih desa, dan sebelum itu melakukan doa lima agama, pun dalam kegiatan sosial kami juga terhubung saling membantu, kami mengajak selalu kelompok agama dan para tokoh dan umat untuk kegiatan-kegiatan desa," tuturnya.

Berbagai produk unggulan pelaku UMKM binaan Wahid Foundation di dua desa itu turut dipamerkan. Hal ini dilakukan agar produk-produk yang dihasilkan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat umum, dan nantinya dapat lebih berkembang dan mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. ***

Halaman:

Editor: Ianatul Ainiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x