"Saat ini kita sedang mengembangkan untuk bangun EV battery. Kemarin sudah ada dari China, kita sudah tanda tangan untuk kerjasama. Rencananya di tahun 2021 sudah groundbreaking," papar Bahlil.
Ia menerangkan, pabrikan yang bernama CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Ltd) ini telah berkomitmen untuk menanamkan investasi sebesar US$ 5,1 miliar.
Baca Juga: Syarat Sederha Mendapatkan BLT Subsidi Gaji Guru Honorer, Nadiem: Bisa Dilakukan Secara Cepat
Bahlil menerangkan, Pemerintah tidak ingin bijih nikel yang dimiliki Indonesia diekspor secara utuh ke negara lain.
Sehingga diharapkan produsen baterai mobil listrik dapat mendirikan pabrik dan mengolahnya di dalam negeri.
"Kita ingin ada satu industri yang terbangun dari hulu ke hilir. Baik dari smelter, katode, prokursornya sampai dengan sel baterai," tambahnya.
Baca Juga: 3 Drama Korea Baru yang Paling Ditunggu-tunggu di November 2020
Selain produsen asal China, Bahlil juga menerangkan bila ada pabrikan lain asal Korea Selatan yang ingin berinvestasi di Indonesia.***(Aldiro Syahrian/pikiran-rakyat.com)