Pabrikan Asal Tiongkok, CATL, Ungguli Tesla Investasi Mobil Listrik di Indonesia

- 16 November 2020, 20:00 WIB
ILUSTRASI mobil listrik.
ILUSTRASI mobil listrik. /Mike/Pexels

MALANG TERKINI - Perusahaan asal Tiongkok, CATL, disebut-sebut telah melakukan investasi di Indonesia sebesar US$ 5,1 miliar atau 71,9 triliun rupiah untuk pengembangan mobil listrik di Indonesia. CATL berhasil mengungguli Tesla dalam menanamkan investasi di Indonesia.

Berhembus kabar beberapa waktu lalu bahwa Tesla ingin berinvestasi di Indonesia. Tesla, Inc sendiri adalah sebuah perusahaan otomotif asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Elon Musk.

Produk-produk Tesla antara lain mobil listrik dan aneka perlengkapan yang ditenagai oleh matahari dan energi terbarukan. Sayangnya Tesla disalip oleh perusahaan asal China untuk mendirikan pabrik baterai listrik untuk mobil di Indonesia.

Baca Juga: Tidak Tegakkan Prokes COVID-19 di Wilayahnya, Kapolri Copot Dua Kapolda

Pemerintah Indonesia sendiri sebenarnya pekan depan akan mengirim tim ke Amerika Serikat dan Jepang untuk mendiskusikan investasi dengan perusahaan otomotif di dua negara ini, Tesla termasuk di dalamnya.

Presiden Jokowi berambisi nantinya Indonesia akan menjadi produsen baterai lithium terbesar di dunia.

Berita investasi ini diungkapkan oleh Badan Kepala Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia pada sebuah seminar online yang digelar pada 16 November 2020.

Baca Juga: Buka MTQ ke-28, Jokowi: Alquran Merupakan Sumber Petunjuk dan Pedoman Hidup yang Aktual

Dilansir dari pikiran-rakyat.com, dengan artikel berjudul China Salip Tesla Bikin Pabrik Baterai Mobil Listrik di Indonesia, tahun 2021 adalah groundbreaking untuk investasi CATL yang ditanamkan di Indonesia.

"Saat ini kita sedang mengembangkan untuk bangun EV battery. Kemarin sudah ada dari China, kita sudah tanda tangan untuk kerjasama. Rencananya di tahun 2021 sudah groundbreaking," papar Bahlil.

Ia menerangkan, pabrikan yang bernama CATL (Contemporary Amperex Technology Co. Ltd) ini telah berkomitmen untuk menanamkan investasi sebesar US$ 5,1 miliar.

Baca Juga: Syarat Sederha Mendapatkan BLT Subsidi Gaji Guru Honorer, Nadiem: Bisa Dilakukan Secara Cepat

Bahlil menerangkan, Pemerintah tidak ingin bijih nikel yang dimiliki Indonesia diekspor secara utuh ke negara lain.

Sehingga diharapkan produsen baterai mobil listrik dapat mendirikan pabrik dan mengolahnya di dalam negeri.

"Kita ingin ada satu industri yang terbangun dari hulu ke hilir. Baik dari smelter, katode, prokursornya sampai dengan sel baterai," tambahnya.

Baca Juga: 3 Drama Korea Baru yang Paling Ditunggu-tunggu di November 2020

Selain produsen asal China, Bahlil juga menerangkan bila ada pabrikan lain asal Korea Selatan yang ingin berinvestasi di Indonesia.***(Aldiro Syahrian/pikiran-rakyat.com)




Editor: Devi Ratnaning Ayu

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah