Namun, pada babak perempat final ini, ia kembali bertemu salah satu pemain tangguh. He Bing Jiao menjadi “Tembok China” yang masih belum bisa diruntuhkan oleh Bilqis.
He Bing Jiao merupakan atlet tunggal putri dari China yang saat ini menduduki ranking 9 dunia. Bilqis sendiri akui bahwa dirinya kalah stamina dari sang wakil China tersebut.
“Tadi gim pertama sudah bisa main baik. Saya bisa narik-narik dia. Strategi mainnya berjalan baik. Dengan cara itu saya bisa menang. Gim kedua, saya kurang sabar. Inginnya cepat-cepat mematikan. Akibatnya kurang akurat dan banyak membuat kesalahan sendiri. Sedang gim ketiga, kaki saya juga sudah berat. Fokus dan konsentrasi juga mulai berkurang,” ucap Bilqis Prasista.
Meskipun begitu, banyak pihak yang meyakini bahwa Bilqis Prasista merupakan calon penerus Susi Susanti di bulutangkis Indonesia sektor tunggal putri.
Bilqis dinilai memiliki potensi yang sangat besar, hanya kurang pengalaman di ajang-ajang internasional saja. Hal ini juga diamini oleh Hendro Siswanto selaku manajer tim.
“Ke depan, para pemain muda ini layak diberi kesempatan tanding lebih besar untuk cepat matang. Jumlah kejuaraan internasional mereka masih kurang sekali. Karenanya, mereka harus lebih banyak dikirim ke ajang internasional,” tutup Hendro. ***