Network
MALANG TERKINI - Al Rihla adalah nama bola yang digunakan pada Piala Dunia 2022 di Qatar. Terungkap beberapa fakta menarik bahwa bola tersebut rupanya diproduksi di Indonesia.
Al Rihla memiliki arti yang bermakna perjalanan dalam bahasa Arab. Dalam perjalanan panjangnya, Adidas telah menjadi penyedia di setiap turnamen bola sejak tahun 1970.
Tidak diproduksi sendiri, Adidas bekerja sama dengan PT Global Wei Indonesia (GWI) sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dalam pembuatan bola Piala Dunia 2022 dengan kualitas terbaik.
Baca Juga: Skuad Timnas Wales Pada Piala Dunia 2022 Qatar: The Dragons Andalkan Gareth Bale di Lini Depan
Diproduksi di Madiun, Jawa Timur, Indonesia
Dalam unggahan foto di akun Instagram Khofifah Indar Parawansa terlihat memegang bola Piala Dunia tahun ini.
“Inilah bola yang akan digunakan pada kompetisi Piala Dunia 2022 di Qatar. Di ajang olahraga terakbar di planet itu, Indonesia punya peran penting di setiap pertandingannya,” tulis unggahan di akun Instagram Khofifah.
Al Rihla merupakan bola resmi Piala Dunia 2022 yang diproduksi di Madiun, Jawa Timur, Indonesia. Bola-bola tersebut juga diekspor ke Uni Emirat Arab, Jerman, Amerika Serikat, United Kingdom dan Brazil.
“Adidas mempercayakan Global Way Indonesia di Madiun untuk memproduksi bola yang bakalan ditendang oleh bintang-bintang sepak bola dunia. Keren kan?” tambahnya.
Khofifah pun mengaku bangga, sekaligus berharap agar Timnas Indonesia ke depannya juga bisa ikut berlaga di ajang Piala Dunia.
Desain bola Al Rihla
Bola Al Rihla merupakan bola ke-14 yang dibuat oleh Adidas untuk Piala Dunia FIFA. Warnanya yang terkesan berani dan cerah terinspirasi oleh budaya, arsitektur, kapal ikonik, dan bendera Qatar.
Warna-warna berani dan cerah dengan latar belakang kilau seperti mutiara mewakili negara tuan rumah Piala Dunia FIFA dan kecepatan permainan yang terus meningkat.
Bola dirancang dari dalam ke luar menggunakan data dan pengujian ketat di laboratorium Adidas, di terowongan angin, dan di lapangan oleh pemain sepak bola itu sendiri.
Al Rihla memberikan tingkat akurasi dan keandalan tertinggi di lapangan permainan, sebagian karena bentuk panel baru dan tekstur permukaan.
Bola ini dirancang secara eksklusif menggunakan tinta dan lem berbahan dasar air. Adidas mengklaim desain bola ini bentuk dari segala prioritas secara keberlanjutan.
Teknologi bola Al Rihla
Al Rihla didesain dengan teknologi tinggi yang berfokus pada kecepatan sehingga bola bisa bergerak lebih cepat dengan akurasi dan stabilitas yang telah terukur.
Baca Juga: Link Livestreaming Pembukaan Piala Dunia 2022 Qatar dan Nonton Gratis di TV Digital, Cek Segera!!
Adapun fitur bola Al Rihla, antara lain:
CRT-CORE (inti dari bola) memberikan kecepatan, akurasi, dan konsistensi untuk aksi dan presisi yang bergerak cepat, dengan bentuk dan retensi udara yang maksimal, serta akurasi pantulan dan
SPEEDSHELL, kulit PU bertekstur dengan bentuk panel 20 bagian baru, meningkatkan akurasi, stabilitas terbang, dan belok berkat makro dan mikrotekstur, plus debossing permukaan.
“Permainan semakin cepat dan, seiring kecepatannya, akurasi dan stabilitas penerbangan menjadi sangat penting,” kata Franziska Löffelmann, Direktur Desain – Football Graphics & Hardwear di adidas.
Baca Juga: Daftar Lengkap Skuad Timnas Jepang Pada Piala Dunia 2022 di Qatar, Tim Asia Rasa Eropa
“Desain baru memungkinkan bola mempertahankan kecepatan yang jauh lebih tinggi saat bergerak di udara. Untuk panggung global terbesar dalam semua olahraga, kami berangkat untuk membuat hal yang tidak mungkin menjadi mungkin dengan inovasi radikal dengan menciptakan bola Piala Dunia FIFA tercepat dan paling akurat hingga saat ini.”
Penampilan perdana Al Rihla bersama legenda pesepak bola dunia
Al Rihla tampil dihadapan publik pertamanya bersama sang legenda pesepak bola dunia seperti Iker Casillas, Kaká, Farah Jefry dan Nouf Al Anzi, yang akan bergabung dengan beragam talenta, termasuk pesepakbola wanita dari Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Mesir, plus pemain generasi berikutnya dari Aspire Academy Doha.
Al Rihla menjalani perjalanan panjang ke sepuluh kota di seluruh dunia seperti Dubai, Tokyo, Mexico City, dan New York dengan tujuan untuk meningkatkan akses dan kesetaraan dalam olahraga di antara komunitas lokal.***
