Profil dan Biografi S Parman, Pahlawan Revolusi Lengkap Umur, Asal, hingga Perjalan Karir

23 September 2022, 19:38 WIB
S Parman Pahlawan Revolusi, berikut profil dan biografi lengkap dengan umur, agama, asal, perjalanan karir, hingga akhir hayatnya. /Tangkap layar laman kemsos.go.id/

MALANG TERKINI – Siswondo Parman atau S Parman adalah seorang Letnan Jenderal yang termasuk dalam daftar pahlawan revolusi, terbunuh pada peristiwa G30S.

Dalam artikel ini akan dulas tentang profil dan biografi S Parman secara lengkap mulai dari agama, umur, asal, perjalanan karir hingga akhir hayatnya.

Profil dan biografi Letnan Jenderal S Parman ini berhasil dihimpun Malang Terkini dari berbagai sumber.

 Baca Juga: Profil MT Haryono, Pahlawan Revolusi Lengkap Umur, Asal, Perjalan Karir hingga Akhir Hidupnya

Letnan Jenderal TNI (Anumerta) Siswondo Parman adalah pria asal Wonosobo, Jawa Tengah ayahnya bernama Kromodihardjo, seorang pedagang.

Ia terlahir di Wonosobo pada 4 Agustus 1918 dan meninggal pada 1 Oktober 1965 di lubang buaya

Seperti dikutip dari Mengerti.id berjudul Profil S Parman, Pahlawan Revolusi Lengkap dengan Agama, Umur, Asal, Perjalan Karir hingga Akhir Hayat

Siswondo Parman sering disebut sebagai S Parman ini merupakan anak ke-6 dari 11 bersaudara.

Baca Juga: Profil KS Tubun, Pahlawan Revolusi Lengkap Umur, Asal, Perjalan Karir hingga Akhir Hidupnya 

S Parman adalah lulusan sekolah tinggi AMS-B di Yogyakarta pada tahun 1940 kemudian melanjutkan ke sekolah kedokteran.

Namun tiba-tiba Jepang menyerang sehingga S Parman tidak bisa melanjutkan sekolahnya, ia memutuskan untuk masuk menjadi polisi militer Kempeitai Jepang.

Saat menjadi polisi militer, S Parman sempat dicurigai oleh pihak Jepang karena sebagai pribumi dianggap memiliki rencana pemberontakan.

Baca Juga: Profil R. Suprapto, Pahlawan Revolusi Lengkap Umur, Asal, Masa Muda hingga Akhir Hidupnya 

Ia ditangkap karena Jepang sempat ragu atas kesetiaannya kepada pemerintah Jepang.

Namun S Parman bisa meyakinkan Jepang sehingga ia pun dibebaskan dan dikirim ke Jepang untuk intelijen.

S Parman dapat bekerja lagi untuk Kempeitai dan kembali ke tanah air di akhir perang, ia bekerja sebagai penerjemah di Yogyakarta.

Baca Juga: 7 Pahlawan Revolusi Korban Peristiwa G30S PKI yang Wajib Kamu Ketahui 

Karir

S Parman bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) setelah Indonesia merdeka yang menjadi awal dari Tentara Nasional Indonesia.

Di Akhir Desember 1945, pria pemeluk agama Islam ini diangkat menjadi kepala staf dari Polisi Militer di Yogyakarta.

Kemudian S Parman menjadi kepala staf untuk gubernur militer jabodetabek di tahun 1949, tak hanya itu ia pun dipromosikan menjadi mayor.

 

Karena S.Parman berhasil menggagalkan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA), kelompok militer pemberontak yang dipimpin oleh Raymond Westerling.

Dalam perjalanan karirnya di tahun 1951 ia dikirim ke Sekolah Polisi Militer di Amerika Serikat untuk mendapatkan pendidikan lebih lanjut.

Setelah beberapa bulan mengikuti pendidikan, pada 11 November 1951 S Parman pulang ke tanah air dan diangkat menjadi Komandan Polisi Militer Jakarta.

Baca Juga: Mengharukan dan Tragis! Biodata Pahlawan Pierre Tendean G30S PKI, Lengkap dengan Kisah Cinta Bersama Rukmini 

Selanjutnya S Parman menempati sejumlah jabatan di Polisi Militer Nasional HQ dan Departemen Pertahanan.

Ia pun pernah dikirim ke London menjadi atase militer untuk kedutaan Indonesia di London, beberapa bulan kemudian S Parman naik pangkat menjadi Mayor Jenderal.

S Parman mendapatkan mandat menjadi asisten pertama dengan tanggung jawab menjadi intelijen untuk Kepala Staf Angkatan Darat yakni Letnan Jenderal Ahmad Yani.

Baca Juga: Profil dan Biodata Rasuna Said, Pahlawan Kemerdekaan Indonesia

Gugur dalam G30S

Siswondo Parman atau S Parman merupakan salah satu dari 6 Jenderal yang telah diincar oleh PKI untuk dihabisi nyawanya.

Melalui Gerakan 30 September PKI di malam hari atau 1 Oktober 1965 dini hari berhasil merenggut nyawanya.

Sebelumnya S Parman sudah diperingatkan sebelumnya tentang kemungkinan Gerakan komunis, dan pada 30 September 1965 malam hari tidak ada penjaga yang mengawasi rumahnya.

Baca Juga: Profil dan Biografi Cut Meutia, Pahlawan Nasional Indonesia di Pecahan Uang Kertas Rupiah Terbaru 2022 

Rumah yang terletak di Jalan Syamsurizal no.32 dibiarkan kosong tanpa penjagaan, walaupun di tempat Jenderal-Jenderal lainnya dilakukan penjagaan.

Menurut keterangan istri S Parman, mereka terbangun sekitar pukul 04.10 pagi karena kegaduhan suara beberapa orang di samping rumah.

S Parman menyelidiki dan melihat ada 24 pria berseragam Cakrabirawa yaitu pasukan pengawal presiden ke arah ruang tamu.

Mereka berkata S Parman ditunggu Presiden dini hari itu juga, saat S Parman berganti pakaian ada sekitar 10 orang ikut pergi ke kamar tidur.

Baca Juga: Kunci Jawaban PKN Kelas 8 Halaman 79 Aktivitas 4.1, Perjuangan Pahlawan Nasional Sebelum Tahun 1908 

Istri S Parman curiga, dan menanyakan surat otorisasi, salah satu pria itu menjawab memiliki surat sementara.

S Parman menyuruh istrinya menelepon Jenderal Yani, komandannya tetapi kabelnya telah diputus dan S Parman dimasukkan ke dalam truk dibawa ke basis Gerakan di Lubang Buaya.

Malam dini hari itu S Parman ditembak mati dan jasadnya dibuang di sebuah sumur tua, jenazah S Parman dan 6 korban lainnya diketemukan pada 4 Oktober 1965.

Baca Juga: Profil 7 Pahlawan di Pecahan Uang Kertas Baru yang Diluncurkan Bank Indonesia 

S Parman dimakamkam dengan pemakaman kenegaraannya di Taman Makam Pahlawan Kalibata serta mendapatkan gelar Pahlawan Revolusi.

Berikut ini biodata S Parman yang berhasil dihimpun Malang Terkini dari berbagai sumber.

Nama Lengkap: Letnan Jenderal TNI (Anumerta) Siswondo Parman
Lahir: Wonosobo, 4 Agustus 1918
Asal: Wonosobo, Hindia Belanda
Meninggal: Lubang Buaya, 1 Oktober 1965
Umur: 47 tahun
Nama istri: Ny. Sumirahaju
Kakak: Sakirman
Pekerjaan: TNI
Penghargaan sipil: Pahlawan Revolusi - KPLB Anumerta

Itulah profil dan biografi dari S Parman lengkap dengan agama, umur, asal, perjalan karir hingga akhir hayatnya.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler