Sinopsis Cerita Rakyat Asal Mula Huruf Jawa Hanacaraka, Lambang Kesetiaan 2 Abdi Aji Saka

2 Januari 2023, 13:02 WIB
Ringkasan cerita rakyat penuh hikmah berjudul Asal Mula Huruf Jawa Hanacaraka. /pixabay/genty

MALANG TERKINI - Hanacaraka adalah sebutan aksara Jawa yang memiliki bentuk unik. Pembuatan aksara tersebut disebut mengandung kisah turun temurun atau cerita rakyat yang masih diyakini dan diajarkan oleh masyarakat hingga saat ini.

Seperti apa cerita rakyat di balik pembuatan aksara tersebut? Simak kisah berjudul Asal Mula Aksara Jawa di bawah ini.

Baca Juga: Cerita Rakyat Lombok NTB: Kisah Doyan Nada, di Balik Terbentuknya Kerajaan Selaparang, Pejanggik, dan Sembalun

Sinopsis Cerita Rakyat Asal Mula Huruf Hanacaraka

Dulu, ada kerajaan yang bernama Medhangkamulan. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja pemakan manusia yang memaksa rakyatnya memberikan upeti berupa manusia. Raja itu bernama Prabu Dewata Cengkar.

Kabar kebengisan Prabu Dewata Cengkar kemudian didengar oleh seorang pengembara bernama Aji Saka. Pengembara itu kemudian melakukan perjalanan bersama dua abdi setianya bernama Dora dan Sembada menuju Kerajaan Medhangkamulan untuk menghentikan aksi Prabu Dewata Cengkar.

Selain itu, perjalanan pengembara dari Tanah Hindustan tersebut juga bertujuan untuk menyebarkan pengetahuan yang dimiliki kepada para penduduk di Pulau Jawa. Mereka berkeliling dari satu daerah ke daerah lainnya.

Baca Juga: Menelisik Cerita Rakyat Terkenal tentang Air Terjun Blawan di Kaki Gunung Ijen

Suatu hari, setelah Aji Saka cukup lama berkeliling sambil mengajarkan ilmunya, ia mulai merasa capek. Oleh karenanya, ia memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu di Gunung Kendeng sebelum melanjutkan perjalanan ke Kerajaan Medhangkamulan.

“Paman Sembada dan Paman Dora, sebaiknya kita beristirahat di sini terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan sampai rasa capek ini hilang.” kata Aji Saka kepada dua abdinya itu.

Dan ketika perjalanan itu akan dilanjutkan, Aji Saka mengutus Sembada untuk tetap tinggal di tempat itu sambil merawat keris milik Aji Saka, sementara Dora diutus untuk tetap ikut sampai tempat tujuan.

Baca Juga: Cerita Rakyat Singkat dan Pesan Moral: Asal Usul Tari Guel

Pengembara itu juga mengatakan kepada Sembada bahwa kelak keris sakti itu akan diminta kembali jika dibutuhkan, dan Sembada dilarang untuk menyerahkannya kepada siapa pun kecuali kepada Aji Saka.

“Jangan pergi ke mana-mana, dan jika ada yang memintanya, kalau bukan aku jangan diserahkan,” kata Aji Saka sebelum pergi.

Perintah itu kemudian dipatuhi oleh Sembada.

Baca Juga: Cerita Rakyat Singkat dan Pesan Moral: Asal Usul Padi

Kesetiaan dalam Cerita Rakyat Asal Mula Huruf Hanacaraka

Pada akhirnya, sampailah Aji Saka dan Dora di batas Kerajaan Medhangkamulan. Ia kemudian bertemu dengan lelaki tua dan bertanya kepada lelaki tua itu apakah benar tanah yang diinjaknya kini sudah masuk wilayah kerajaan itu.

Lelaki tua itu yang ternyata adalah Sang Patih kemudian membenarkannya, lalu ia bertanya kepada Aji Saja apa tujuan mereka datang ke tempat itu.

“Aku ingin melihat keindahan wilayah ini dan mengabdi kepada Prabu,” katanya.

Mendengar jawaban itu, Sang Patih memperingatkan agar niat itu segera dibatalkan jika ingin nyawa mereka selamat.

“Jangan, rakyat yang ada di sini banyak yang mengungsi, sebab Sang Prabu suka makan daging manusia,” katanya.

Baca Juga: Contoh Cerita Rakyat Timun Mas Bahasa Jawa Singkat dan Ulasan Pendek Pesan Moralnya

Mendengar perkataan Sang Patih, Aji Saja nampak tak gentar, bahkan ia juga mengatakan bahwa kalau pada akhirnya ia selamat dari cengkraman Sang Prabu, ia minta hadiah tanah yang luasnya sama dengan luas ikat kepala yang sedang ia gunakan.

Saat Aji Saka sudah berhasil memasuki istana, pada waktu makan malam ia merubah dirinya menjadi anak kecil rupawan yang gemuk, yang memancing Sang Prabu untuk menimang dan memakan anak itu.

Tapi, ketika Sang Prabu hendak menggigitnya, dengan cepat Aji Saka berhasil merobek bibir Sang Prabu sampai Sang Prabu meninggal dunia.

Ketika pengembara itu telah berubah ke bentuk semula, ia menemui Sang Patih untuk meminta tanah lantaran telah berhasil selamat dari cengkraman Sang Prabu. Ikat kepalanya kemudian ia lepas dan ia bentangkan. Sontak seluruh wilayah negeri Medhangkamulan kemudian tertutupi oleh ikat kepalda itu. Itu berarti wilayah tersebut sudah dikuasai oleh Aji Saka.

Baca Juga: Ringkasan Cerita Rakyat Papua dan Hikmahnya: Peu Mana Meinegaka Sawai, di Balik Mitos Kabut Pembawa Petaka

Sejak saat itu Aji Saka dikenal sebagai raja yang baik di Kerajaan Medhangkamulan.

Suatu hari, Aji Saka meminta Dora untuk mengambil kerisnya di Sembada sekaligus mengajaknya tinggal di Kerajaan Medhangkamulan.

“Jangan kembali, kecuali kamu berhasil membawa kerisnya,” pesan Aji Saka kepada Dora.

Kemudian Dora melaksanakan perintah tersebut. Sesampainya di tempat Sembada, mereka berdua kemudian saling menceritakan keadaan masing-masing. Dan ketika Dora menyampaikan tujuan kedatangannya, Sembada menolak menyerahkan keris itu apalagi ikut bersama Dora.

“Dulu beliau mengatakan bahwa aku dilarang meninggalkan tempat ini dan hanya boleh menyerahkan keris ini secara langsung ke tangannya,” kata Sembada.

Karena Sembada dan Dora sama-sama patuh kepada perintah Aji Saka, mereka berdua ujung-ujungnya terlibat perkelahian. Akhirnya, Sembada dan Dora yang sama-sama sakti itu sama-sama meninggal dunia.***

Ketika kedua abdinya tidak kunjung kembali, Prabu Aji Saka yang cemas kemudian memutuskan untuk menyusul mereka. Sesampainya di tempat itu, ia sangat bersedih mengetahui Sembada dan Dora meninggal dunia.

Prabu Aji Saka yang menyesal dan kecewa atas peristiwa itu lalu mengenang kesetiaan dua abdinya dengan cara menciptakan susunan huruf berikut ini

ha, na, ca. ra, ka (ada dua utusan)
da, ta, sa, wa, Ia (mereka bertengkar)
pa, da, ja, ya, nya (sama saktinya)
ma, ga, ba, ta, nga (keduanya menjadi mayat)

(Ada dua orang utusan. Mereka terlibat dalam pertengkaran. Mereka sama-sama sakti. Akhirnya .
keduanya mati).

Itulah sinopsis cerita rakyat Asal Mula Huruf Jawa Hanacaraka.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler