MALANG TERKINI - Malin Kundang adalah cerita rakyat asal Sumatera Barat populer yang banyak diajarkan karena dinilai kaya hikmah. Seperti apa kisahnya apabila ditulis menggunakan bahasa Jawa non krama inggil?
Di sini akan disajikan contoh cerita rakyat Malin Kundang menggunakan bahasa Jawa non krama inggil. Sebelum itu, simak beberapa informasi menarik berikut ini.
1. Kisah yang Diangkat dalam Cerita Rakyat Malin Kundang
Kisah yang ada di dalamnya menyorot kehidupan seorang janda tua dan anaknya yang bernama Malin. Mulanya, meski keduanya digambarkan mengalami keterbatasan ekonomi, ibu dan anak ini hidup penuh rasa syukur dan kegembiraan.
Baca Juga: Arti dan Jawaban dari 'Cerita Kewan-kewan Kang Bisa Ngomong Kaya Manungsa Diarani?' Soal Bahasa Jawa
Akan tetapi, kegembiraan tersebut lenyap setelah Malin beranjak dewasa dan memutuskan untuk merantau dalam waktu yang sangat lama. Saat ia kembali ke kampung halamannya, ia telah menjadi sosok yang sangat berbeda, tidak lagi mencintai ibunya seperti yang dulu-dulu, bahkan berperilaku kasar.
Hal itu membuat Ibu Malin Kundang sakit hati berat. Ia kemudian berdoa, meminta keadilan kepada Tuhan.
Tuhan yang mendengar doa tersebut kemudian mengubah Maling Kundang menjadi batu sebagai hukuman atas kedurhakaannya kepada ibunya.
2. Pesan Moral Cerita Rakyat Malin Kundang