3 Teknis Dasar Menulis Novel

- 27 November 2021, 18:29 WIB
lustrasi 3 Teknik Dasar Menulis Novel
lustrasi 3 Teknik Dasar Menulis Novel /Malang Terkini/ Ade Septiyanah/

MALANG TERIKINI— Novel adalah salah satu karya sastra, berbentuk karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dan orang sekelilingnya, dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

Seiring perkembangan, Novel kini tersajikan dalam bentuk elektronik. Meski demikian, nyatanya menulis Novel tetap harus memperhatikan standar ke penulisan yang berlaku.

Sebab Novel yang baik adalah Novel yang penulisan dan pemilihan katanya rapi atau bagus, sehingga cerita yang disampaikan mudah dimengerti pembaca.

Baca Juga: 5 Situs dan Link Download E-book PDF Novel Gratis dan Legal

Berikut ini Tiga Teknik Dasar Menulis Novel yang baik yang telah dirangkum Malang Terkini.com dari berbagai sumber:

1. PUEBI atau Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Adalah pengganti EYD, dibuat untuk memantapkan fungsi dari bahasa Indonesia agar sesuai dengan perkembangan zaman.

PUEBI, tidak hanya membahas penggunaan Kapital atau tanda baca saja, tapi ada Pemakaian Huruf, Penulisan Kata, Pemakaian Tanda Baca, dan sebagainya.

Namun untuk ke penulisan Novel ada beberapa point yang harus diperhatikan yaitu

Baca Juga: Aplikasi Baca Novel Penulis Indonesia Terkenal Secara Gratis dan Legal, Bisa Dibaca di Mana Saja

A. Penulisan Kata Ganti ‘-ku’, ‘-mu’, ‘kau-‘, ‘ku-‘, dan ‘-nya’.

Untuk menulis kata ganti diatas dilakukan serangkai dengan kata yang mengikuti, atau mendahuluinya, alias itu tidak dipisah.

 Contoh:

“Aku tahu, cintaku tak akan terbalas, tapi bisakah kau membiarkanku menyimpan perasaan ini untuknya?”

B. Bentuk Ulang

Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya dan ditulis serangkai tanpa spasi.

Contoh:

Anak-anak       bukan     Anak – anak

C. Partikel

Ada beberapa macam Partikel dalam Bahasa Indonesia contohnya,

- Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Contoh:

Lihatlah buku itu baik-baik!

Apatah gunanya bambu ini? 

- Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya.

Contoh:

Apa pun yang terjadi, aku tidak akan menyerah.

Siapa pun dia, aku tak peduli. 

Kecuali dua belas kata hubung yang mengandung pun, di bawah ini:

Meskipun, walaupun, andaipun, ataupun, biarpun, kalaupun, kendatipun, sekalipun, sungguhpun, bagaimanapun, adapun, dan maupun.

Contoh:

Meskipun aku mati, aku akan tetap melindungimu!

Aku tak akan menyerah, walaupun itu berarti kematian.

- Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh:

Harga kain itu Rp250.000,00 per meter

Baca Juga: 5 Fakta Film Semesta Geez & Ann, Diadaptasi dari Novel Karya Rintik Sedu Hingga Tayang di Netflix

D. Kata Depan

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya karena menunjukkan arah atau tempat. 

Contoh:

Di mana?

Dari mall

Ke rumah 

Sementara kata depan di dan ke yang berarti kata sambung untuk menunjukkan kata kerja maka penulisannya serangkai contoh: Dilihat, Dibaca, dan Kelihatan.

Baca Juga: 6 Wisata Unik yang Ada di Kecamatan Lawang Kabupaten Malang, Instagramable Abis

E. Tanda Baca

Tanda baca adalah hal paling sederhana namun paling banyak salah, terutama untuk penggunaan titik (.) dan koma (,).

Pada penulisan Novel tanda titik (.) digunakan di akhir kalimat pernyataan, termasuk pada narasi dan dialog.

Sementara koma (,) dipakai di:

  • Antara unsur dalam suatu perincian.
  • Sebelum kata penghubung tetapi, melainkan, sedangkan dalam kalimat majemuk.
  • Memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
  • Belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat oleh karena itu, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
  • Sebelum dan/ atau sesudah kata seru.

Contoh:

“Satu kali, dua kali, tiga kali, aku terus memaafkanmu, tapi kau tak mengerti juga. Kau anggap aku apa? Patung?” kata Renata geram, melempar sekotak hadiah yang dibawanya.

  • Tanda Hubung (-)

Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur kata ulang, menyambung kata yang terpenggal, menyambung tanggal, bulan dan tahu. Namun dalam penulisan novel, tanda hubung ini sering digunakan dalam dialog, untuk dialog yang menyatakan pembicaraan yang ter bata. 

Contoh:

I-i-tu Non, di luar banyak polisi?” kata Bi Juminah, asisten rumah tangga yang sudah seperti keluarga untukku. 

Selain kata hubung (-) ada juga tanda pisah (--) yang ukurannya lebih panjang, dalam penulisan novel sering digunakan untuk dialog yang terpotong, atau dialog yang tidak selesai pengucapannya. 

Contoh:

“Sudah kubilang, jangan sem—“ kata Sela terdiam, tak melanjutkan omongannya karena Rangga mengisyaratkannya untuk diam. 

  • Tanda Elipsis (...)

Adalah tanda yang biasa digunakan untuk menunjukkan bahwa, dalam satu kalimat atau kutipan ada bagian yang dihilangkan. 

Namun dalam Penulisan Novel, Elipsis lebih sering digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam dialog, atau ujaran yang terjeda karena sang pengucap mengambil napas atau terdiam sesaat. 

Elipsis ditulis dengan lambang tiga titik, didahului dan diakhiri dengan spasi jika berada di tengah kalimat dan diakhiri dengan titik jika berada di akhir kalimat. 

Contoh:

“Sudahlah ... semua sudah berlalu. Tak usah diingat lagi! Kita nikmati saja saat ini dengan bahagia .... Toh cepat atau lambat aku akan mati juga.” 

“Seperti yang bisa dilihat, ulat ini akan berubah jadi kepompong, kemudian ....” 

Bagaimana? Sudah lebih paham bukan tentang PUEBI yang sering digunakan dalam Penulisan Novel? Selanjutnya mari kita bahas tentang Teknik Dasar Menulis Novel yang kedua yaitu dialog tag.

Baca Juga: Profil Boy Candra, Penulis Novel Trauma yang Sedang Trending di Twitter

2. Dialog Tag 

Untuk penulis pemula, dialog tag ini adalah hal yang baru dipahami namun sering dilihat dan dipakai. 

Ciri-ciri dialog tag yaitu ditulis setelah tanda petik dua (“) dan huruf pertama katanya tidak ditulis dengan kapital.

Namun tidak semua kata bisa diaplikasikan menjadi dialog tag, karena dialog tag adalah frase yang mengikuti dialog untuk menginformasikan identitas pengucap dialog.

Contoh kata yang biasa  dipakai seperti, “ucap”, “ujar”, “kata”, “jawab”, “panggil”, “sentak”, “tegas” dan lain sebagainya.

Contoh:

Rani menatap marah Bima, “Kurang ajar,” katanya sambil melayangkan tamparan pada wajah Bima.

“Tunggu!” panggil Adit berusaha mengejar Shinta yang terus berlari.

“Lepaskan aku!” teriak Laras, meronta minta dilepaskan dari kungkungan dua bodyguard yang sejak tadi memegangnya.

Bagaimana? Bisa dilihatkan dari contoh di atas, dialog tag berada di akhir dialog setelah tanda petik dua (“) dan huruf awalnya tidak kapital.

Sebenarnya dialog tag banyak jenis dan macamnya untuk lebih jelasnya mengenai dialog, silakan baca artikel selanjutnya tentang pengertian, jenis dan macam dialog. 5 Macam Dialog Tag dan Cara Penggunaannya.

Baiklah selanjutnya untuk Teknik Dasar Menulis Novel yang akan dibahas adalah kalimat efektif.

Baca Juga: 3 Daftar Novel Ringan yang akan Diadaptasi jadi Anime, Jadi Penutup Musim Dingin

3. Kalimat Efektif

adalah kalimat yang mudah dipahami oleh orang lain dengan tepat dan merupakan salah satu kunci agar novel kita dapat sampai dihati pembaca. Citinya tidak menggunakan kata terlalu banyak kata, atau boros kata.

Contoh:

Biana bergegas, memasukan buku pelajarannya hari ini kedalam tas, kemudian memasukan ponsel ke dalam saku bajunya, menggunakan sepatu heels hitam berangkat kerja.

Kalimat di atas adalah contoh kalimat yang boros kata, seharusnya bisa dibuat efektif menjadi.

Setelah memastikan semua barangnya tak ada yang tertinggal. Biana bergegas, mengenakan sepatu kemudian berangkat kerja.

Membuat kalimat efektif memang tak mudah sebab, kalimat efektif itu harus tetap lengkap, tiap unsurnya memiliki makna yang serasi atau sesuai, logis atau masuk akal, tidak ada yang mubazir, tidak rancu dan strukturnya tetap teratur.

Semakin sering kita berlatih, maka akan semakin mudah kita mengaplikasikan Tiga Teknik Dasar Menulis Novel yang disampaikan. Karena sesungguhnya ilmu itu harus segera dipraktikkan, bukan jadi simpanan dipojok pemikiran.***

Editor: Lazuardi Ansori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x