Karapan Sapi, Simbol Kemakmuran Sekaligus Ajang Bergengsi Masyarakat Madura, Kok Bisa? Begini Penjelasannya

- 21 Juli 2022, 07:31 WIB
Joki juga merupakan kunci dalam memenangkan perlombaan karapan sapi
Joki juga merupakan kunci dalam memenangkan perlombaan karapan sapi /Pexels/Wizurai Mahatma/

Bagi masyarakat Madura sendiri, karapan sapi bukan sebatas warisan budaya atau pesta rakyat biasa, tapi merupakan simbol kebanggan yang dapat meninggikan harkat dan martabat masyarakat Madura.

Selain menjadi lomba pacuan sapi, tradisi ini juga menjadi ajang bergengsi yang dapat meningkatkan status sosial orang Madura, karena sapi yang diperlombakan harus berkualitas serta memiliki tubuh yang sehat, kuat, dan juga memiliki kecepatan lari yang bagus.

Dikatakan ajang bergengsi karena dalam perawatan sapi sendiri tidak main-main dan memerlukan biaya operasional yang besar.

Karena dalam seharinya seekor sapi kerap bisa menghabiskan 75-80 butir telur ayam kampung dan pakan hijauan yang tidak sembarangan.

Seiring perkembangan sosial dan budaya di Madura, fungsi karapan sapi juga ikut berubah.

Awalnya karapan sapi diadakan sebagai penanda awal tanam atau masa panen, kini karapan sapi diadakan sebagai penanda status seseorang dalam sebuah arena.

Baca Juga: 8 Mitos dan Tradisi Tahun Baru Imlek yang Dipercaya Datangkan Hoki dan Keberuntungan

Semakin baik seseorang merawat dan melatih sapi kerap maka semakin besar pula kemungkinan ia dapat memenangkan perlombaan.

Disinilah harga diri pemilik sapi dipertaruhkan jika menang ia akan mendapat hadiah uang dan bahkan sampai berupa 1 unit mobil.

“Dalam hal ini hewan sapi statusnya menjadi hewan aduan, hewan pacuan, ia tidak lagi dipekerjakan untuk pertanian, ia khusus menjadi alat pemuas pemiliknya,” tulis Sumintarsih. Dikutip dari buku Makna Sapi Kerapan dari Perspektif Orang Madura Kajian Sosial, Ekonomi, Budaya edisi 2015 terbitan Balai pelestarian Nilai Budaya Yogyakarta.

Halaman:

Editor: Lazuardi Ansori


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah