Saat Malin masih anak-anak orang tuanya hidup kekurangan dan Ibunya bekerja keras mencukupi kebutuhannya, saat Malin dewasa ia memutuskan bekerja karena kasihan melihat ibunya bekerja. Namun saat Malin telah mendapatkan apa yang Ia cari, diirnya lupa akan janjinya sendiri yaitu membahagiakan Ibunya.
Demikian pesan moral yang terkandung dalam cerita rakyat Malin Kundang, anak durhaka kepada Ibunya dan dikutuk menjadi batu.***