Baca Juga: Pesan Moral Cerita Legenda Sangkuriang: Dayang Sumbi, Tumang Hingga Tangkuban Perahu
Singkat cerita, perempuan tersebut mengatakan bahwa ia adalah jelmaan ikan tersebut, sedangkan beberapa keping emas tersebut adalah jelmaan sisiknya.
Kemudian mereka berdua menikah, dengan perjanjian bahwa laki-laki itu tidak akan membocorkan asal-usul istrinya kepada anaknya kelak.
Setelah itu mereka dikaruniai seorang anak yang bernama Samosir. Sayangnya, Samosir adalah anak yang suka membangkang, sehingga seringkali anak itu membuat kesal kedua orang tuanya.
Suatu hari Samosir diminta untuk mengantar makanan kepada ayahnya di ladang. Tetapi, ia malah memakan sebagian makanan itu di perjalanan serta menghabiskan banyak waktu terlebih dahulu untuk bermain bersama teman-temannya.
Setibanya di ladang, ayah Samosir marah besar dan menyebut Samosir sebagai anak ikan.
Baca Juga: Pesan Moral Cerita ‘Malin Kundang’, Kisah Anak Durhaka
“Dasar kurang ajar dan tak tahu diuntung, kamu memang keturunan perempuan yang berasal dari ikan,” teriak ayah Samosir.
Samosir menangis lalu ia mengadu kepada ibunya.
Mendengar hal itu, ibunya murka karena suaminya telah melanggar janjinya.
Saat itu juga, kemurkaan ibu Samosir memunculkan mata air yang mengalir deras di bawah kaki Toba. Air itu kemudian menenggelamkan seisi desa.
Hingga kini, genangan air tersebut dikenal sebagai Danau Toba.