“Ingat, dua tahun lagi aku akan kembali,” kata raksasa sebelum pergi.
Sejak saat itu, Mbok Srini mencari cara agar Timun Mas kelak bisa lolos dari raksasa. Kemudian ia mendatangi pertapa untuk mendapatkan solusi. Si pertapa kemudian memberinya biji mentimun, jarum, garam, dan terasi untuk menangkal kejahatan raksasa.
Saat tiba waktunya, raksasa pun datang. Mbok Srini pun meminta Timun Mas segera melarikan diri sambil membawa bingkisan dari pertapa.
Saat Timun Mas mulai kelelahan, ia kemudian melemparkan biji mentimun ke arah raksasa yang sedang mengejarnya. Ajaibnya, seketika tumbuhlah pohon mentimun raksasa yang melilit tubuh raksasa.
Setelah raksasa berhasil lolos dan kembali mengejar Timun Mas, Timun Mas yang menyadari bahwa jarak keduanya semakin dekat segera menyebarkan jarum. Kemudian jarum itu tumbuh menjadi tanaman bambu lebat yang menghambat langkah raksasa.
Baca Juga: Nilai Moral ‘Syair Perahu’ Karya Hamzah Fansuri
Yang ketiga, Timun Mas menaburkan garam ke arah raksasa yang ada di belakangnya setelah raksasa itu lolos dari hambatan bambu lebat. Seketika taburan garam tersebut berubah menjadi lautan
Tetapi, lagi-lagi raksasa masih bisa lolos dan kembali mengejar Timun Mas. Kemudian Timun Mas menyebarkan bekal terakhirnya, yaitu terasi. Seketika taburan terasi berubah menjadi lumpur yang menenggelamkan raksasa.
Setelah itu Timun Mas kembali pulang dan hidup dengan bahagia.
Pesan Moral Cerita Rakyat Timun Mas