Baca Juga: Pesan Moral Cerita Rakyat Malin Kundang: Anak Durhaka yang Dikutuk Jadi Batu
4. Ketidaksesuaian kenyataan dengan harapan Bawang Putih
Setelah pernikahan berlangsung, ibu tirinya yang memiliki anak bernama Bawang Merah ternyata bersikap sangat buruk terhadapnya. Berbeda jauh dengan harapannya sebelumnya.
Kedua orang baru tersebut seringkali mencela, menyiksa, dan memperlakukan Bawang Putih bak budak. Mereka yang pemalas melimpahkan seluruh pekerjaan rumah kepadanya. Tapi, keduanya akan berlaku sangat manis kepadanya, hanya jika ayah Bawang Putih pulang.
Penderitaan Bawang Putih pun semakin bertambah setelah ayahnya meninggal dunia. Meski begitu, ia tidak pernah mengeluh atas nasib buruk yang menimpanya.
Baca Juga: Pesan Moral Cerita Legenda Sangkuriang: Dayang Sumbi, Tumang Hingga Tangkuban Perahu
5. Tentang kain yang hanyut dan tawaran memilih labu besar atau kecil
Suatu hari, ketika sedang mencuci di sungai, Bawang Putih menyadari bahwa ada satu kain yang hanyut.
Oleh karenanya, ia memutuskan untuk mencari benda itu dengan cara menelusuri aliran sungai karena ia takut dimarahi apabila kain itu benar-benar hilang. Dan ketika ia sampai pada bagian sungai yang mengalir ke dalam gua, ia bertemu dengan nenek tua penghuni gua.
Nenek itu mengaku bahwa ia telah menemukan kain tersebut, dan ia akan bersedia memberikannya kepada Bawang Putih asalkan Bawang Putih membantunya membersihkan gua yang ditinggali nenek. Karena bagi Bawang Putih bersih-bersih bukanlah pekerjaan yang sukar, ia bersedia melakukannya.