Cerita Rakyat Singkat dan Pesan Moral: Asal Usul Tari Guel

- 24 November 2022, 09:49 WIB
Ilustrasi: cerita rakyat singkat Asal-usul Tari Guel dan pesan moralnya/tangkapan layar/buku 100 Rangkuman Cerita Rakyat Indonesia/
Ilustrasi: cerita rakyat singkat Asal-usul Tari Guel dan pesan moralnya/tangkapan layar/buku 100 Rangkuman Cerita Rakyat Indonesia/ /pixabay.com

MALANG TERKINI - Cerita rakyat singkat Asal Usul Tari Guel serta pesan moralnya akan disajikan dalam artikel ini.

Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan daerahnya, memiliki cerita rakyat sendiri-sendiri tiap daerah tersebut.

Biasanya cerita rakyat atau dongeng diceritakan dari masa ke masa, dari nenek moyang dan teruskan secara turun-temurun.

Baca Juga: Ringkasan Cerita Rakyat Papua dan Hikmahnya: Peu Mana Meinegaka Sawai, di Balik Mitos Kabut Pembawa Petaka

Cerita rakyat biasanya mengkisahkan tentang asal-usul daerah, budaya adat istiadat, tari-tarian, alat musik, peninggalan sejarah.

Dalam menyampaikan cerita rakyat kepada para generasi saat ini akan lebih baik juga dengan pesan moralnya, agar anak-anak tak hanya tahu ceritanya saja, tapi juga bisa mengambil hikmah pelajarannya.

Asal-usul Tari Guel ini merupakan cerita rakyat yang berasal dari daerah Nanggroe Aceh Darussalam.

Berikut cerita rakyat Asal-usul Tari Guel dan pesan moralnya:

Baca Juga: Contoh Cerita Rakyat Asal-usul Surabaya Bahasa Jawa Singkat dan Ulasan Pendek Pesan Moralnya

Asal usul Tari Guel

Pada suatu hari ada kakak beradik anak dari Sultan Johor, Malaysia yang bernama Muria dan Sangede.

Keduanya sedang mengembala itik sembari bermain layang-layang di sebuah tepi laut. Tanpa diduga, datanglah badai dahsyat yang mengakibatkan benang layang-layang mereka berdua terputus.

Kakak beradik itu langsung mengejar layang-layang yang putus tersebut, hingga mereka lupa terhadap itik-itik yang digembalanya.

Lama mengejar namun tak membuahkan hasil, mereka pulang ke rumah tanpa membawa kembali itik-itiknya.

Sesampai di rumah, mereka dimarahi ayahnya. Lalu sang ayah, Sultan Johor menghukum keduanya untuk mencari semua itik yang hilang, dan tidak boleh pulang sampai berhasil menemukannya.

Waktu berlalu hingga bulan telah berganti bulan, Muria dan Sangede mencari itik-itiknya sampai tibalah di Kampung Serule.

Baca Juga: Cerita Rakyat Jawa Timur, Legenda Gunung Bromo yang Terletak di Empat Wilayah Lengkap dengan Pesan Moral

Tiba-tiba keduanya dibawa warga kampung setempat menghadap Raja Serule ke istana. Tanpa disangka, kakak beradik tersebut malah diangkat sebagai anak oleh sang Raja.

Berkat kesaktian Muria dan Sangede, masyarakat kampung Serule hidup dengan makmur, aman dan sentosa.

Mengetahui hal tersebut, membuat Raja Linge iri dan gusar. Lalu Raja Linge mengancam akan membunuh kakak beradik tersebut. Singkat cerita, dengan malangnya Muria berhasil terbunuh.

Pada suatu waktu para raja berkumpul di istana Sultan Aceh untuk memberikan upeti kepadanya. Sangede saat itu juga ikut datang bersama ayah angkatnya.

Sembari menunggu ayah angkatnya ia menggambar seekor gajah berwarna putih. Lukisan gambar tersebut disukai putri Sultan Aceh, yang kemudian meminta untuk dicarikan gajah yang sama dengan gambar.

Mengetahui itu, sang Sultan langsung menyuruh Raja Serule dan Raja Linge untuk mencarikan gajah tersebut untuk dipersembahkan kepadanya.

Esok paginya, Raja Serule dan Sangede pergi ke Samarkilang, sesuai perintah dari mimpi Sangede. Ternyata benar, di sana mereka menemukan gajah putih di pinggiran sungai yang sedang berkubang.

Baca Juga: Cerita Rakyat Malin Kundang, Dongeng Nusantara Berkisah Anak Durhaka

Raja Serule dan Sangede segera memasang tali pada tubuh gajah tersebut. Namun ketika mereka akan menghelanya, gajah itu lari sekencang-kencangnya.

Untungnya gajah tersebut bisa ditangkap setelah mereka kejar. Kemudian mereka berinisiatif bernyanyi dan menari untuk menarik perhatian gajah putih itu.

Tak disangka gajah putih tertarik dengan nyanyian dan tarian mereka lalu mengikuti gerakan dengan kakinya. Mereka terus melakukan itu dengan terus berjalan agar gajah putih terus mengikuti langkahnya.

Gajah putih itu akhirnya terus menerus mengikuti Sangede dan Raja Serule yang terus menari dan bernyanyi, sampai mereka tiba di istana. Tarian tersebut sampai sekarang disebut dengan Tari Guel.

Baca Juga: Cerita Rakyat Sangkuriang dan Pesan Moralnya, Lahirnya Putri dari Rahim Babi hingga Asal-usul Tangkuban Perahu

Pesan moral cerita:

1) Bertanggung jawablah dengan tugasmu apapun yang terjadi, jangan seperti Muria dan Sangede yang lalai dengan itik-itik yang digembalanya. Sehingga mereka terkena marah dan hukuman dari ayahnya.

2) Berusahalah sekuat tenaga dalam menjalankan tugas dan pekerjaan, meskipun sulit. Jika mau berupaya pasti akan bisa diselesaikan.

Hal itu ditunjukkan dari Sangede dan Raja Serule yang tidak menyerah untuk menangkap gajah putih, hingga akhirnya gajah yang semula lari bisa ditangkap dan mau mengikuti mereka dengan kemauan sendiri, karena mereka melakukan upaya menari dan bernyanyi secara terus-menerus.

Demikian cerita rakyat Asal-usul Tari Guel dan pesan moralnya.***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x