Menelisik Cerita Rakyat Terkenal tentang Air Terjun Blawan di Kaki Gunung Ijen

- 21 Desember 2022, 15:25 WIB
Ilustrasi. Air Terjun Blawan
Ilustrasi. Air Terjun Blawan /Pexels/Chris Larson

MALANG TERKINI – Gunung Ijen adalah salah satu gunung, yang diminati wisatawan lokal maupun internasional, pesona keindahan kawahnya, menjadi daya tarik tersendiri.

Gunung yang memiliki kawah terbesar di dunia ini juga menyuguhkan pemandangan unik berupa blue fire.

Saat ini, Gunung Ijen masuk dalam pengembangan geopark atau taman bumi. Terdapat 3 pilar utama di geopark Gunung Ijen, yaitu warisan nilai geologi, warisan biologi dan warisan budaya.

Geopark Ijen wilayah Bondowoso terdiri dari 9 situs geologi, 2 situs biologi dan 5 situs budaya.

Baca Juga: Cerita Rakyat Singkat dan Pesan Moral: Asal Usul Padi

Dari 9 situs geologi tersebut, salah satunya adalah Air Terjun Blawan yang dikenal juga sebagai Air Terjun Damar Wulan.

Konon, Air Terjun Blawan dipercaya sebagai tempat di mana Damarwulan membersihkan dirinya setelah mengalami kekalahan dari penguasa Blambangan, Minak Jinggo.

Air terjun yang terletak di kaki Gunung Ijen ini, memiliki sebuah telaga beraliran air panas. Telaga ini, dinamai dengan sebutan telaga Damarwulan.

Dahulu kala, lahirlah seorang abdi kinasih bernama Damarwulan. Ketika kerajaan Majapahit bergejolak pada tahun 1429-1447, karena kepandaiannya, ia ditugaskan oleh Mahapatih untuk mengikuti sayembara.

Baca Juga: Cerita Rakyat Singkat dan Pesan Moral: Asal Usul Tari Guel

Sayembara ini dibuat oleh Ratu penguasa Majapahit yang terkenal memilii paras cantik jelita, Ratu Kencana Wungu.

Ratu Kencana Wungu menyampaikan bahwa, barangsiapa yang bisa mengalahkan Minak Jinggo, jika ia perempuan akan dijadikan saudara, dan jika ia laki-laki akan dijadikan suami, serta penguasa Majapahit.

Namun sayangnya, Ratu Kencana Wungu, mengingkari janji tersebut pada Minak Jinggo yang telah berhasil mengalahkan Kebo Mencuet. Sehingga, lahirlah pemberontakan dari penguasa Blambangan ini.

Ada pun alasan sang Ratu enggan menikah dengan Minak Jinggo dikarenakan fisik Minak Jinggo yang cacat dan merupakan raksasa.

Baca Juga: Ringkasan Cerita Rakyat Papua dan Hikmahnya: Peu Mana Meinegaka Sawai, di Balik Mitos Kabut Pembawa Petaka

Damarwulan tunduk pada perintah Sang Mahapatih, Patih Logender. Ia mengemban tugas untuk mengalahkan Minak Jinggo.

Pada pertarungan pertamanya, Damarwulan mengalami kekalahan. Ia harus mengakui kekuatan Minak Jinggo pada pertarungan berdarah itu.

Setelah kalah dari pertarungan itu, Damarwulan memilih untuk menemui gurunya dan mengobati lukanya.

Ia bergegas menemui Ki Tunggul Manik. Ini karena, mimpinya untuk mengalahkan Minak Jinggo, belum kandas.

Baca Juga: Contoh Cerita Rakyat Asal-usul Surabaya Bahasa Jawa Singkat dan Ulasan Pendek Pesan Moralnya

Di tengah misinya menemui guru dan mengobati luka, Damarwulan mendapat perintah dari Patih Logender agar segera kembali ke Majapahit.

Sebelum kembali ke Majapahit, Ki Tunggul Manik berpesan agar Damarwulan membersihkan dirinya ke 5 sumber mata air dan mendekati dua selir Minak Jinggo, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan.

Salah satu dari 5 mata sumber air itu, adalah Air Terjun Blawan. Konon, Damarwulan membersihkan dirinya, dan melakukan pertapaan di air terjun ini.

Air Terjun Blawan juga salah satu tempat, di mana Damarwulan mencari jawaban atas firasat Ki Tunggul Manik. Ia belum menemukan jawaban, mengapa para selir Minak Jinggo yang akan, membawanya dalam kemenangan melawan Minak Jinggo.

Baca Juga: Cerita Rakyat Jawa Timur, Legenda Gunung Bromo yang Terletak di Empat Wilayah Lengkap dengan Pesan Moral

Setelah dari Air Terjun Blawan, Damarwulan kembali ke Pesanggrahan Madakaripura. Berita ini menyebar ke seluruh penjuru Majapahit.

Bukan tanpa alasan, kembalinya Damarwulan merupakan pertanda, bahwa ia masih hidup setelah peperangan berdarah dengan Minak Jinggo.

Minak Jinggo tentu tidak tinggal diam. Penguasa besar dari Blambangan itu mencari keberadaan Damar Wulan.

Mendengar upaya penangkapan dirinya, Damarwulan tidak menyiakan kesempatan untuk memanfaatkannya. Damar Wulan berpikir saat itulah ia bisa bertemu dengan selir Minak Jinggo.

Baca Juga: Contoh Cerita Rakyat Timun Mas Bahasa Jawa Singkat dan Ulasan Pendek Pesan Moralnya

Penangkapan itu berlangsung singkat dan Damarwulan menerima tanpa perlawanan. Ternyata benar, ia berhasil memikat Dewi Wahita dan Dewi Puyengan dengan ketampanannya.

Keduanya jatuh cinta pada Damarwulan. Rasa cinta inilah, yang dimanfaatkan oleh Damarwulan untuk bisa mencuri pusaka milik Minak Jinggo.

Kedua selir ini mencuri Pusaka Gada Wesi Kuning milik Minak Jinggo saat ia tertidur. Damarwulan berhasil memiliki pusaka tersebut.

Esok harinya, Damarwulan kembali dalam pertarungan dengan Minak Jinggo. Berkat kesaktian yang dimilikinya, Minak Jinggo melepaskan pukulan bertubi-tubi kepada Damarwulan.

Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Cerita Rakyat? Berikut Pengertian, Ciri-ciri, Fungsi, dan Jenis-jenisnya

Damarwulan pun tersungkur, tetapi karena Pusaka Gada Wesi Kuning di tangannya, ia berhasil bangkit hingga akhirnya mampu memenggal kepala Minak Jinggo.

Layaknya pahlawan, kemenangan Damarwulan disambut oleh Ratu Kencana Wungu dengan suka cita.

Sebagaimana sayembara, Damarwulan menikahi Ratu Kencana Wungu dan diangkat menjadi Raja Majapahit. Ia tidak hanya menikahi Ratu Kencana Wungu, tetapi juga menikahi dua selir Minak Jinggo, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan.

Selain itu, Damarwulan juga menikahi kekasihnya, yang merupakan anak dari Sang Mahapatih, Anjasmara.***

Editor: Niken Astuti Olivia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x