Hal itu disebabkan oleh anak-anak sungai yang berada di pegunungan dan biasanya akan bermuara pada satu jalur sungai utama yang mengarah ke laut. Jika jalur sungai utama ini tidak bisa menampung debit air yang datang tiba-tiba dengan jumlah besar maka yang akan terjadi adalah banjir bandang.
Jenis banjir bandang ini sangat berbahaya, karena tidak ada peringatan apapun untuk orang-orang yang berada di hilir. Tak jarang banjir bandang yang diakibatkan hujan deras di hulu ini memakan korban jiwa, terutama orang-orang yang sedang beraktivitas di jalur air seperti sungai.
3. Perubahan Iklim
Faktor ketiga ini merupakan gabungan dari ulah manusia yang bisa menimbulkan banjir bandang secara alami. Manusia yang banyak merusak lingkungan telah menyebabkan perubahan iklim yang tidak menentu.
Perubahan iklim yang tidak menentu ini bisa menimbulkan kejadian cuaca ekstrim seperti badai atau angin topan yang bisa menimbulkan banjir bandang di daerah pesisir.
Baca Juga: Kapolda Jatim Beri Penghargaan pada Kapolres dan Anggota Berprestasi dalam Anev Sitkamtibmas 2023
Sedangkan faktor-faktor yang disebabkan oleh ulah manusia terbagi menjadi 3 bagian utama.
1. Jebolnya Bendungan
Bendungan yang jebol merupakan hal yang sangat jarang terjadi, karena pada umumnya bendungan selalu dijaga dan dirawat oleh tangan-tangan para ahli. Namun bukan berarti kerusakan yang bisa mengakibatkan jebolnya bendungan merupakan hal yang mustahil.
Salah satu yang pernah terjadi di Indonesia adalah jebolnya bendungan Sempor yang ada di Kebumen, Jawa Tengah pada tahun 1967. Atau Bendungan Ban Qiao yang ada di Hainan China, keduanya sama-sama menimbulkan banjir bandang yang merenggut banyak korban jiwa.
2. Pemusnahan Kawasan Mangrove dan Lahan Basah
Kawasan mangrove dan lahan basah merupakan komponen penting dalam pengendalian banjir. Mangrove yang berguna untuk menahan abrasi pantai juga mencegah banjir yang diakibatkan oleh badai atau topan.
Baca Juga: 10 Titik yang Menjadi Langganan Banjir di Pekalongan