MALANG TERKINI – Sinetron ‘Buku Harian Seorang Istri’ episode yang lalu memunculkan sosok bernama Nenek ratu, mertua dari Ibu Farah.
Rina Hasyim adalah pemeran dari tokoh Nenek Ratu tersebut, ia adalah artis senior yang telah memulai karir sejak tahun 1970-an.
Lantas seperi apa biografi dan profil dari Rina Hayim? Berikat data-data yang di peroleh Malang Terkini mengenai artis yang telah berusia 73 tahun tersebut.
Baca Juga: Sinopsis 'Buku Harian Seorang Istri' Malam Ini, Nenek Ratu akan Rubah Surat Warisan?
Baca Juga: Biodata Irish Hutasoit, Pemeran Claudia Tunangan Dewa di Buku Harian Seorang Istri
Profil Rina Hasyim
Rina Hasyim memiliki nama lengkap Rineke Antoinette Hassim. Lahir di Makassar tanggal 22 April 1947.
Meskipun sudah berkarir di dunia film sejak tahun 1970-an, hingga kini Rina Hasyim masih kerap membintangi berbagai film dan sinetron. Seperti saat ini yang sedang memerankan Nenek Ratu dalam sinetron ‘Buku Harian Seorang istri’.
Rina Hasyim terjun ke dunia seni peran seangkatan dengan Connie Sutedja, Ida Kusumah, Nani Widjaja, Rima Melati dan Ade Irawan.
Baca Juga: Link Live Streaming SCTV dan Sinopsis Sinetron 'Buku Harian Seorang Istri'
Sudah puluhan film dan sinetron yang pernah ia bintangi. Diantaranya adalah film ‘Si Pitung’ yang dirilis tahun 1970 dan ‘Tjintaku Djauh di Pulau’ yang digarap pada tahun 1972.
Pada tahun 1976, Rina Hasyim meraih penghargaan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik di Festival Film Indonesia. Ia menyabet penghargaan tersebut atas perannya di film ‘Semalam di Malaysia’.
Pada era 2000-an, Rina Hasyim juga masih sering terlibat dalam produksi film. Diantaranya adalah tahun 2014 di fil ‘Malam Minggu Miko The Movie’ dan tahun 2018 di film ‘Bayi Gaib: Bayi Tumbal Bayi Mati’.
Rina Hasyim juga sering membintangi sinetron, misalnya pada tahun 2006 di sinetron ‘Kawin Muda’ dan juga sinetron ‘Ratapan Ibu Tiri’ pada tahun 2020.
Baca Juga: 12 Biodata dan Profil Lengkap Pemain Sinetron Buku Harian Seorang Istri, Sinetron Terbaru SCTV
Pemeran Nenek Ratu di Sinetron ‘Buku Harian Seorang Istri’
Kisah mengenai keluarga Dewa Buana ini semakin seru, terlebih munculnya tokoh Nenek Ratu, mertua dari Ibu Fara.
Meskipun judes dan terkesan otoriter, Nenek Ratu sepertinya akan berada di pihak Nana dan Lula. Ia mengaku terkesan dengan dua kakak beradik tersebut.
Nenek Ratu sepertinya akan menjadi penyeimbang dan pembela Nana saat Ibu Fara mencoba menekan. Ia bahkan memiliki hak untuk mengubah surat wasiat, sehingga semua orang dalam rumah itu merasa sangat takut padanya.
Nenek Ratu mulai menyukai Nana. Ia bahwa membela Nana saat Ibu Fara memarahi Nana.
Ia berpesan kepada Nana untuk mempertahankan pernikahannya dengan Dewa. Nenek Ratu percaya jika Nana adalah wanita baik.***