Umur Pdt Yesaya Pariadji, Ini Profil dan Biodata Pendiri GTI yang Meninggal Dunia

6 Mei 2022, 11:19 WIB
Umur, nama istri dan profil serta biodata Pdt. Yesaya Pariadji yang Meninggal kemarin //Tangkapan Layar Website/Tiberias.or.id

 

MALANG TERKINI - Pdt Yesaya Pariadji yang merupakan pendiri, Gembala Sidang dan Ketua Sinode Gereja Tiberias Indonesia (GTI), dikabarkan telah meninggal dunia.

Gereja Tiberias di bawah kepemimpinan Pdt. Yesaya Pariadji, menjadi salah satu gereja di Indonesia yang paling cepat pertumbuhan jemaatnya dan mempunyai cabang di 12 Provinsi dan cabang di tiga negara.

Dan sebelum Tiberias berdiri menjadi sebuah Sinode, gereja Tiberias berada di bawah naungan sinode Gereja Bethel Indonesia.

Baca Juga: Pdt. Yesaya Pariadji Meninggal, Ini Profilnya

Kemudian setelah ada keputusan dari Sinode Gereja Bethel Indonesia untuk menghapus nama Tiberias, maka Pdt. Pariadji mendirikan sinode sendiri yang bernama Gereja Tiberias Indonesia (GTI).

Saat ini GTI sudah memiliki cabang di dua belas Provinsi dan tiga negara serta memiliki Sekolah Tinggi Teologia Tiberias dan Sekolah Alkitab Tiberias yang ada di Jakarta

Berita mengenai meninggalnya Pdt. Yesaya Pariadji, diumumkan langsung oleh situs resmi, Gereja Tiberias Indonesia, yang memasang foto almarhum, beserta informasi lengkap mengenai prosesi pemakaman.

Dikutip Malang Terkini dari tiberias.or.id dan stt-tiberias.ac.id, Pdt. Pariadji juga merupakan seorang pendiri Sekolah Tinggi Theologia Tiberias, yang mendidik anak-anak muda untuk menjadi pengajar dan pendeta.

Baca Juga: Update Kasus Video Injak Al-Quran! Pelaku Mengaku Bukan untuk Menista Agama Tetapi Demi Hal Ini

Dan ia dilahirkan pada tanggal, 11 Desember 1949 dan memiliki seorang istri yang Bernama Darniaty Pariadji, dan keduanya sama-sama melayani di Gereja Tiberias Indonesia.

Ia meninggal dunia di umur 72 tahun pada Kamis, 5 Mei 2022.

Pdt. Yesaya Pariadji juga merupakan mantan pebisnis, namun memilih untuk melayani Tuhan secara penuh, setelah ia mengalami kesembuhan dari kelumpuhan.

Dan ia memulai pelayanannya bersama istri, memulai pelayanan mereka di Persekutuan doa, ibadah di kantor-kantor, restoran dan apotik yang dirintis oleh istrinya, Darniaty Pariadji.

Selain itu, yang menjadi ciri khas dari pelayanan Pdt. Pariadji adalah minyak urapan dan kesembuhan, sehingga banyak orang yang kemudian mengikuti kebaktian yang di pimpin olehnya dan berharap menerima kesembuhan dari Tuhan atas penyakit mereka.

Baca Juga: Renungan Harian Kristen: 6 Mei 2022: Percaya Akan Janji Tuhan

Pdt. Pariadji rajin mempelajari dan memahami buku-buku yang dapat memperdalam pengertiannya akan Firman Tuhan seperti berbagai buku tentang literature teologi, sejarah gereja, bahkan kitab Talmud.

Hingga akhirnya ia menjadi mahasiswa sekolah teologi, karena perintah Tuhan kepadanya untuk membaca Alkitab dan kehausan akan Firman Tuhan yang dalam.

Dan semangat serta kecintaannya akan Tuhan, terus terpelihara sampai ia meninggal di usia yang ke-72 tahun, sehingga banyak jemaatnya sangat berduka atas kepergiannya.***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah

Tags

Terkini

Terpopuler