Network
Edy, demikian biasa Edy Mulyadi dipanggil mengatakan tidak sepakat dengan pemerintah yang akan memindahkan ibukota Indonesia ke Kalimantan yang disebutnya sebagai ‘tempat jin membuang anak’.
Baca Juga: Dorce Gamalama Dapat Rp350 Juta dari Megawati dan Jokowi Buat Biaya Berobat: Saya Pengen Jalan
Bahkan disebutkan oleh Edy Mulyadi bahwa pasar di Ibukota baru ini adalah pasarnya kuntilanak dan genderuwo.
Pernyataannya yang tajam ini langsung mendapatkan kecaman masyarakat Kalimantan Timur, dan menjadi pertentangan di banyak kalangan karena dianggap itu sebuah penghinaan.
Kecaman juga datang dari Persekutuan Suku Asli Kalimantan (Pusaka) yang mengingatkan melalui Ketua Umumnya agar Edy Mulyadi segera menarik pernyataannya itu.
Masyarakat Kalimantan yang diwakili oleh Pusaka merasa difitnah saat disebutkan bahwa Kalimantan Timur merupakan tempat pembuangan jin.
Baca Juga: Cara Mengembalikan Foto Video Terhapus, Mudah dan Dijamin Balik
Selain itu dianggap warga Kalimantan Timur belum siap menjadi Ibu Kota Negara yang dianggap mereka banyak sekali mengandung unsur fitnah, sara dan ujaran kebencian.
Edy Mulyadi juga pernah bekerja sebagai salah satu wartawan senior di banyak media besar salah satunya adalah FNN (Forum News Network) dan Metro TV.
Dalam kancah pemilihan Caleg PKS, Edy Mulyadi yang kemudian gagal terpilih ini berada di nomor urut 8 di daerah pilihan III Jakarta.
