Bullying Marak, Fenomena Viral Dulu Baru Diusut Tuntas

- 13 Februari 2023, 13:41 WIB
Ilustrasi korban bullying yang dampak efek sampingnya melukai mental korban.
Ilustrasi korban bullying yang dampak efek sampingnya melukai mental korban. /www.freepik.com

MALANG TERKINI - Akhir-akhir ini kasus bullying marak terjadi, hampir di setiap sudut sekolah Indonesia pernah mengalaminya, baik diketahui maupun sampai akhir sekolah kasus tersebut tidak pernah terungkap.

Bullying bukanlah kasus yang remeh, karena korban perundungan tersebut akan mengalami trauma selama masa hidupnya. Sedangkan pelaku? Pelaku bisa hidup damai, karena ketika kasus itu diusut mereka bersembunyi dibalik perisai ‘hanya candaan'.

Menurut data yang diterbitkan oleh PISA (Programme Internasional Assesment) pada tahun 2022, Indonesia menempati peringkat 5 sebagai kasus bullying terbanyak di Dunia. Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan mengingat Indonesia terkenal sebagai negara yang ramah, tetapi sudut gelapnya begitu menakutkan untuk generasi penerus bangsa.

Baca Juga: Memahami Apa Itu Cyber Attack, Hate Speech dan Bullying yang Dialami Arawinda Kirana Akibat Isu Pelakor

Begitu miris bukan? Data tersebut didapatkan dari kasus-kasus yang telah terkuak di khalayak umum, lalu bagaimana nasib para korban yang tidak mendapatkan keadilan tersebut? Hanya bisa termenung dan menanggung luka mental yang cukup menyakitkan.

Baru-baru ini, pada hari Senin, 30 Januari 2023 telah terjadi kasus tentang 8 siswi pada salah satu SMA swasta di Karanganyar yang telah merundung salah satu teman kelasnya dan justru mereka tidak merasa bersalah.

Hingga akhirnya pada hari Selasa, 07 Februari 2023 .8 siswi tersebut bersama guru Bimbingan Konseling (BK) mendatangi kediaman korban untuk meminta maaf atas terjadinya dugaan perundungan pada korban.

Meski telah dilakukan mediasi ‘korban' yang sudah terlanjur menerima luka batin tersebut hanya bisa menanggungnya, dikutip dari ayah korban mengatakan bahwa, korban mengalami depresi hingga menyayat tangan korban sendiri.

Baca Juga: Berapa Umur Ohm Pawat? Profil dan Biodata Aktor Thailand yang Terseret Kasus Bullying: Pendidikan, Karir

Sampai akhirnya korban dirujuk ke salah satu psikiater yang ada di ibukota, untungnya gangguan depresi itu ditangani dengan baik. “Syukurlah saat ini mulai ada perkembangan,” kata Agus Riyadi selaku ayah korban bullying.

Kasus bullying tidak hanya terjadi sekali dua kali, akan tetapi sering terjadi serta bukan hal baru dimata publik dan kasus bullying itu selalu hadir disetiap tahunnya. Hal ini tentu telah menjadi Pekerjaan Rumah (PR) untuk kementerian pendidikan, sekolah, guru beserta wali murid baik dari pelaku maupun korban perundungan.

Untuk mengurangi tingkat bullying, lingkup sekolah dan lingkungan sosial harus bekerja sama untuk membuat lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua orang.

Baca Juga: Impact Drakor The Glory ke Dunia Nyata, Berhasil Ungkap Banyak Kasus Bullying?

Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan program anti-bullying, mempromosikan perilaku positif dan memberikan pendidikan tentang bagaimana cara mengatasi serta menghindari bullying, mengingat bullying adalah masalah serius yang harus dikendalikan dan dikurangi.

Selain itu, penting untuk mengetahui bahwa bullying tidak hanya menimbulkan dampak negatif pada korban, namun juga pada pelaku bullying itu sendiri. Pelaku bullying sering kali mengalami masalah emosional dan sosial, dan bahkan mungkin mengalami masalah hukum jika tindakan mereka dianggap melanggar undang-undang.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah