Elon Musk kemudian men-tweet bahwa dia membayar tanda centang biru beberapa selebritas secara pribadi.
2. Kekacauan seputar pelabelan media
CEO Twitter Elon Musk menerima penolakan dari banyak organisasi media terkemuka, di antaranya National Public Radio (NPR), Public Broadcasting Service (PBS), dan British Broadcasting Corporation (BBC) setelah membubuhkan label "media yang didanai negara" ke akun mereka tanpa pemberitahuan.
NPR mengatakan meninggalkan platform karena label yang dianggap menyesatkan. Tapi Elon Musk kemudian berbalik arah dan menghapus labelnya. Dia juga menghapus label serupa yang disematkan pada pakaian propaganda negara Rusia RT, dan China Daily, yang berafiliasi dengan Partai Komunis China.
3. Perhatian 'palsu' terhadap keamanan AI
Baca Juga: Puasa Sunnah Senin Kamis: Bacaan Niat, Doa Buka Puasa, dan Manfaatnya
Pada Maret 2023, Elon Musk telah menandatangani surat peringatan terbuka tentang risiko parah perusahaan yang berlomba membangun AI. Surat itu menyerukan jeda enam bulan untuk melatih AI baru di atas ambang batas daya tertentu. Surat itu juga menyatakan bahwa perusahaan berada dalam "perlombaan di luar kendali" untuk saling mengalahkan.
Kemudian beberapa hari kemudian, dilaporkan bahwa Musk sendiri bersiap untuk membangun sistem AI di Twitter, dan telah menginvestasikan jutaan dolar dalam daya komputasi dan merekrut insinyur untuk tugas tersebut.
4. Tidak ada dewan moderasi konten
Tak lama setelah mengakuisisi Twitter, Elon Musk mengatakan dia akan membentuk "dewan moderasi konten" untuk menasihatinya tentang keputusan kontroversial. Tapi dewan tersebut sampai saat ini tidak pernah terbentuk.