Virus Varian Omicron Masih Belum Menimbulkan Angka Kematian, WHO: Kami Belum Menerima Laporan

4 Desember 2021, 12:51 WIB
WHO belum menerima laporan terkait kasus kematian virus varian baru Omicron /Pixabay/Tumisu

MALANG TERKINI - World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa sejauh ini COVID-19 varian Omicron masih belum menimbulkan angka kematian pada Jumat 3 Desember 2021.

WHO juga menegaskan bahwa saat ini varian Delta-lah yang masih menjadi fokus utama dalam memerangi pandemi.

Dilansir dari ANTARA, Christian Lindmeier selaku juru bicara WHO mengatakan dalam konferensi pers bahwa WHO masih mengumpulkan data tentang varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan pada 11 November tersebut.

Baca Juga: Ternyata Virus Varian Omicron Kemungkinan Menyebar Dua Kali Lebih Cepat dari Delta

"Kami belum menerima laporan kematian terkait Omikron. Jangan lupa juga bahwa varian dominan saat ini masih Delta."

"Omikron mungkin sedang populer dan kita mungkin akan sampai pada titik di mana (Omikron) mengambil alih sebagai varian dominan," kata Lindmeier.

Lindmeier juga mengatakan bahwa dunia perlu melindungi diri terhadap varian Delta.

Sejak COVID-19 ditemukan pertama kali hampir dua tahun silam, WHO telah mengonfirmasi adanya hampir 263 juta kasus dan lebih dari 5,22 juta kematian secara global.

Baca Juga: Kronologi Penyebab Kematian Novia Widyasari, Mahasiswi UB yang Bunuh Diri di Dekat Makam Ayahnya

"Semakin banyak negara yang terus memburu dan memeriksa orang-orang dan secara khusus mencari varian Omikron, kami juga akan menemukan lebih banyak kasus dan informasi serta, semoga tidak terjadi, kemungkinan kematian," ujarnya.

Semenjak varian Omikron terdeteksi di negara Botswana dan Afrika Selatan, sejumlah negara di Eropa dan Amerika Utara pekan lalu mulai menerapkan pembatasan perjalanan terhadap negara-negara di kawasan Afrika Selatan.

Bahkan, negara-negara kawasan Eropa dan Amerika Utara tersebut ada juga yang melarang penerbangan.

Baca Juga: Enam Hal yang Perlu Diketahui Tentang Varian Baru COVID-19 Omicron

Langkah tersebut menuai kritik serta kecaman dari para pejabat PBB, WHO, agen perjalanan internasional, dan serikat pekerja.

"Daripada melakukan penutupan perbatasan, pembatasan dan sebagainya, jauh lebih baik untuk mempersiapkan negara Anda dan sistem kesehatan Anda atas kemungkinan kasus yang muncul," ujar Lindmeier.

"Kami cukup yakin bahwa varian Omikron ini akan meluas. Delta juga berasal dari suatu tempat. Dan kini Delta menjadi varian dominan di lebih dari 90 persen dunia," kata Lindmeier. ***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler