Ancaman DBD Masih Tinggi: Kemenkes: Targetkan Kasus Turun dan Nol Kematian Pada 2030

- 27 September 2023, 18:35 WIB
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dalam acara peluncuran kampanye pencegahan DBD yang diikuti di Jakarta, Rabu (27/9/2023). (ANTARA/Sean Muhamad)
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dalam acara peluncuran kampanye pencegahan DBD yang diikuti di Jakarta, Rabu (27/9/2023). (ANTARA/Sean Muhamad) /

MALANG TERKINI - Indonesia memiliki beberapa masalah terkait kesehatan yang tiap tahun jumlah penderita dan angka kematiannya masih tinggi.

Salah satunya adalah penyakti Demam Berdarah Dengue (DBD) yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia di berbagai wilayah.

Angka kasus DBD dan bahkan tingkat kematiannya pun setiap tahunnya masih cukup tinggi. Ini yang menjadi konsen Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk mencari upaya agar dapat menurunkan bahkan membuat nol kematian dari kasus penyakit DBD ini.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menargetkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang saat ini berada pada rerata 20-50 kasus per 100.000 orang, menjadi turun hingga 10 kasus per 100.000 orang, serta nol kematian pada tahun 2030.

"Masalah DBD adalah masalah lama di Indonesia, sampai saat ini incidence rate DBD masih berputar di angka 20-50 kasus per 100.000 orang, sekarang kita minta target10 kasus per 100.000 orang," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu dalam acara peluncuran kampanye pencegahan DBD yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Maxi mengatakan perhatian terhadap DBD menjadi penting, sebab Indonesia saat ini tengah dilanda perubahan iklim yang dapat meningkatkan potensi terjadinya penyakit musiman seperti DBD, malaria, dan sikka.

Pihaknya telah mengeluarkan Strategi Nasional (Stranas) Penanggulangan Dengue dan telah berhasil menekan angka Case Fatality Rate (CFR) kasus DBD di Indonesia hingga di bawah satu persen.

"Namun di beberapa daerah, CFR-nya masih di atas 50 persen. Itu menandakan bahwa kita harus bekerja lebih keras lagi dalam menanggulangi DBD," ujarnya.

Menurutnya, masyarakat secara bersama-sama perlu melakukan tindakan dalam menghadapi ancaman DBD, salah satunya dengan memberantas sarang nyamuk dengan melalui Gerakan 3M Plus.

Halaman:

Editor: Ianatul Ainiyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x