Guru Besar UI Sebut Vaksin Covid-19 Bisnis Besar Taipan dan Hanya 'Monyet' Indonesia Perlu Divaksin

31 Oktober 2020, 09:32 WIB
ilustrasi vaksin covid-19 /Rima Ayu Dwianita/ANTARA/

MALANG TERKINI - Dunia sekarang sudah sedikit bernafas lega karena vaksin dari virus COVID-19 sudah banyak ditemukan.

Salah satunya yang cukup menyita perhatian adalah vaksin-vaksin dari Tiongkok yang kabarnya November atau Desember 2020 ini akan masuk ke Indonesia.

Karena sampai saat ini pemerintah Indonesia sudah melakukan tahap finalisasi pembelian vaksin virus corona dari tiga perusahaan besar Tiongkok.

Baca Juga: Kabar Gembira! Cristiano Ronaldo Akhirnya Sembuh dari Virus Corona

Yakni Sinovac, Sinopharm, dan satu lagi CanSino.

Namun sayangnya, tidak sedikit dari masyarakat Indonesia yang menyangsikan atau meragukan keampuhan vaksin dari Tiongkok tersebut.

Bahkan tidak sedikit masyarakat Indonesia berpendapat jika vaksin dari China ini merupakan bisnis raksasa.

Dan hal tersebut juga disetujui oleh seorang Guru Besar Universitas Indonesia (UI)yang menyebutkan jika vaksin tersebut merupakan bisnis besar Taipan.

Seperti yang dilansir dari bekasi.pikiran-rakyat.com pada artikel dengan judul "Sebut Vaksin Bisnis Besar Taipan, Guru Besar UI: Hanya 'Monyet' di Indonesia yang Perlu Divaksin", guru besar Ui yang bernama Ronnie H. Rulis mengutarakan pendapatnya melalui akun Twitternya.

Baca Juga: Profil Charlie Hebdo, Majalah yang Terbitkan Karikatur Nabi Muhammad

Melalui akun Twitternya @Ronnie_Rusli, ia menyebut pengadaan vaksin merupakan bisnis besar oleh kalangan tertentu.

Dirinya juga menambahkan bahwa sistem impor vaksin dilakukan oleh importir, bukan pemerintah.

"Catat Vaksin itu bisnis besar para Taipan yang gelontorin duitnya untuk impor, bukan uang dari anggaran Kemenkes untuk Impor Vaksin, karena Kemenkes bukan importir obat/vaksin. Jadi para importir itulah yang pakai tangan pemerintah untuk wajib vaksinasi. Kalau mau, lihat Singapore dan Brunei," tuturnya.

"Bukan vaksin itu dibeli, memangnya Kemenkes yg menyediakan obat-2an Kemoterapi di RSUP/RSUD atau obat sakit jantung, segala Vaksin yg ada di RS. Kemenkes hanya regulator kesehatan. Kalau obat2n itu urusan POM," Jawab Ronnie.

 

Ronnie kemudian mengutip pernyataan dari Elon Musk yang secara tegas mengungkapkan tidak akan pernah menggunakan vaksin virus corona.

"Tesla founder Elon Musk has said that 'neither he nor his family will likely take future coronavirus vaccines' even when they are readily available, saying the pandemic has diminished [his] faith in humanity. Hanya monyet di indonesia perlu di vaksin, yg bukan monyet gak perlu," tuturnya.

"Kemungkinan besar dia sudah tahu kalau Vaksin C19 gak ada gunanya," katanya menambahkan.*** (Ghifarry Zaka/bekasi.pikiran-rakyat.com)

Editor: Yuni Astutik

Sumber: bekasi.pikiran-rakyat.com

Tags

Terkini

Terpopuler