Network
MALANG TERKINI - Polusi udara bukan hanya ancaman di luar ruangan, tetapi juga di dalam rumah kita. Menurut Prof. Dr. Agus Dwi Susanto SpP(K), seorang Guru Besar Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, asap rokok menjadi sumber polusi dalam ruangan nomor satu yang sama berbahayanya dengan polusi di luar ruangan.
Dalam diskusi kesehatan daring di Jakarta, beliau mengungkapkan bahwa asap rokok yang berasal dari anggota keluarga yang merokok dapat menghasilkan polusi udara di dalam ruangan yang sangat merugikan.
Studi yang dilakukan di RS Persahabatan pada tahun 2017 juga menemukan fakta mengkhawatirkan: anak-anak yang tinggal di rumah dengan orang tua yang merokok memiliki risiko gejala pernapasan yang lebih tinggi, seperti batuk, sakit tenggorokan, dan sesak nafas, dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal di rumah tanpa perokok.
Bahkan, gejala pernapasan ini dapat menyebabkan kualitas udara di dalam rumah menjadi lebih buruk daripada di luar ruangan.
Mengukur kualitas udara di dalam ruangan dapat menggunakan parameter PM 2,5, dengan nilai standar nol hingga 15 mikrogram per meter kubik, yang disarankan oleh WHO.
Jika nilai PM 2,5 melebihi 30 mikrogram per meter kubik, kemungkinan timbulnya iritasi dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akan meningkat, serta dapat memengaruhi fungsi paru-paru.
Prof. Agus menegaskan bahwa penting untuk mengukur dan menjaga kualitas udara di dalam ruangan, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah dengan polusi tinggi. Namun, ada solusi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.
Salah satunya adalah dengan menggunakan AC atau pendingin ruangan dengan mode recirculate, yang dapat membantu sirkulasi udara di dalam ruangan.
Selain itu, penggunaan air purifier juga dapat membantu menjaga kualitas udara dan menghilangkan asap rokok, asap masakan, serta asap dari barang elektronik di dalam rumah.
