Terkuak! Daerah Gua Hira Zaman Dahulu Tidak Tandus, Ini Penjelasan Pakar Geografi

- 6 Januari 2022, 08:05 WIB
Ilustrasi: Penjelasan kondisi geografi Gua Hira berdasar pakar geografi Arab.
Ilustrasi: Penjelasan kondisi geografi Gua Hira berdasar pakar geografi Arab. /PIXABAY/Firdaus Ansori

MALANG TERKNI - Derah di sekitar Gu Hira pada zaman dahulu tidak seperti saat ini yang tandus. Penjelasan pakar gorgrafi mengungkap bahwa pada zaman Rasulullah daerah Gua Hira adalah kawasan yang tidak gersang.

Kondisi geografi daerah Gua Hira bukan seperti yang saat ini tampak. Yakni tandus, gersang dan penuh bebatuan.

Gua Hira berlokasi di Jabal Nur, Hijaz. Tempat itu berjarak tujuh kilometer dari Masjidil Haram di Mekkah, Arab Saudi.

Baca Juga: Detik-detik Gus Baha Ditanya Kenapa Nabi Muhammad SAW Tak Bisa Baca dan Menulis? Jawaban: Justru Bagus!

Lokasi itu adalah tempat pertama kali Muhammad SAW menerima wahyu dan menjadi Nabiyullah. Di Gua itu, Nabi Muhammad yang berumur 40 tahun mengasingkan diri untuk beribadah kepada Allah.

Dikutip Malang Terkini dari buku Sejarah Otentik Nabi Muhammad SAW karangan Prof. Dr. Husain Mu'nis yang diterjemahkan oleh almarhum Dr. Muhammad Nursamad Kamba pada halaman 97-98 penerbit Pustaka Iman, dijelaskan kondisi geografi daerah Gua Hira.

Pada buku itu disebut uraian Abu Ubaid Al-Bakri yang merujuk pada tulisan para pakar geografi Arab abad kedua dan ketiga hijriyah. Pakar itu antara lain, Al-Sukuni, Al-Harbi, dan Aram ibn Al-Ashyagh.

Mereka menyebut pada zaman nabi masih hidup, banyak sumber air di semenajung Arab. Bahkan dijelaskan air demikian mudah memancar dari bawah tanah.

Baca Juga: Siapa yang Melaporkan Ferdinand Hutahaean? Ini Penjelasan Polisi

Semenanjung arab merupakan kawasan subur. Banyak rerumputan dan pohon. Tanah subur itu karena air dari salju yang mengalir ke arah utara pada era salju ketiga.

Dari catatan utusan Rasulullah saat ekspedisi militer juga didapati bahwa para utusan itu mencatat sedang berjalan melintasi semak belukar dan rawa.

Bahkan, banyak binatang buruan yang mereka jumpai seperti rusa, kambing liar dan zebra.

Baca Juga: Siapakah Ragnar Oratmangoen? Pemain Klub Elit Belanda yang Akan Segera Dinaturalisasi Oleh PSSI

Hal itu berarti, pada zaman dahulu Gua Hira tidak setinggi lokasinya sekarang sehingga Nabi Muhammad SAW tidak bersusah payah pergi kesana.

Dalam Al-Quran Surat Ibrahim ayat 37 juga disebut penjabaran Allah mengenai Mekkah. Disana dijelaskan bahwa Mekkah adalah sebuah lembah hijau tapi tanpa lahan pertanian.

Nabi Muhammad SAW pergi ke Gua Hira berjalan naik turun perbukitan dan mengikuti jalur air. Di samping kiri kanannya tampah pepohonan.

Baca Juga: WAJIB TAHU! 4 Alasan Mengapa Nabi Muhammad SAW Menikahi Lebih Dari 4 Istri

Saat menyendiri dalam gua, pemandangan yang tampak oleh Nabi adalah area pepohonan yang menenangkan jiwa. Ibadah Nabi di Gua Hira dikenal dengan istilah tahannuts.

Adapun, kondisi sekitar Gua Hira yang kini gersang adalah fase kekeringan terus-menerus yang melanda Mekkah. Hal itu membuat lapisan atas tanah pecah, dan terkikis oleh angin.

Hingga yang muncul adalah batuan yang tandus di permukaannya. Seperti yang Kita saksikan saat ini.***

Editor: Gilang Rafiqa Sari

Sumber: Buku Sejarah Otentik Nabi Muhammad SAW


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah