Jawaban itu disampaikan KH. Ma'ruf Khozin melalui tulisan status di akun Facebook resminya.
"Status kali ini khusus menjawab internal warga NU yang puasa di hari Rabu karena mendapat kabar hari ini adalah hari pertama bulan Rajab," tulisnya, dikutip Malang Terkini dari unggahan di akun FB Ma'ruf Khozin.
Melalui unggahannya, Ma'ruf menyebutkan bahwa mayoritas warga NU mengikuti mazhab Syafi'i.
Ia menjelaskan bahwa secara kelembagaan, NU memutuskan menggunakan metode rukyat hilal dalam menentukan datangnya bulan hijriyah.
Tetapi, menurutnya, dalam mazhab Syafi'i metode hisab (astronomi) juga diterima sebagai salah satu cara menentukan waktu masuknya bulan hijriyah.
Baca Juga: CEK FAKTA: Beredar Kabar Tukul Arwana Meninggal Dunia, Ini Penjelasannya
KH. Ma'ruf Khozin menyertakan keterangan dari kitab Madzahib al-Arba’ah sebagai berikut.
الشَّافِعِيَّةُ قَالُوْا : يُعْتَبَرُ قَوْلُ الْمُنَجِّمِ فِي حَقِّ نَفْسِهِ وَحَقِّ مَنْ صَدَّقَهُ وَلَا يَجِبُ الصَّوْمُ عَلَى عُمُوْمِ النَّاسِ بِقَوْلِهِ عَلَى الرَّاجِحِ (الفقه على المذاهب الأربعة - ج 1 / ص 873)
“Syafiiyah berkata: Pendapat ahli hisab dapat diterima bagi dirinya sendiri dan orang yang percaya padanya. Orang lain tidak wajib puasa berdasarkan pendapat yang kuat” (Madzahib al-Arba’ah 1/873)
Berdasarkan keterangan tersebut, KH. Ma'ruf menyatakan, bagi yang hari ini, terlanjur puasa Rajab, bisa mengikuti pendapat ahli hisab atau diniatkan puasa sunah mutlaqah.