Network
MALANG TERKINI – Bagi pecinta alam dan pendaki gunung, segera dibukanya jalur pendakian Gunung Semeru selalu dinantikan seiring dengan melandainya pandemi Covid-19. Sebab selama pandemi ini, jalur pendaki sering buka tutup.
Sebenarnya penutupan jalur pandakian bukan hanya karena faktor adanya pandemi Covid-19 saja, faktor lainnya yang berpengaruh adalah karena kondisi alam. Misalnya curah hujan yang tinggi yang menyebabkan jalur menjadi gelap dan licin sehingga berbahaya bagi para pendaki.
Menjelang akhir tahun, biasanya jumlah pendaki Gunung Semeru juga meningkat. Apakah pada akhir tahun 2021 ini sudah dibuka atau belum masih menunggu pengumuman dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Baca Juga: Fasilitas Menuju Gunung Bromo dan Semeru Lewat Malang Semakin Lengkap dan Nyaman
Bagi pecinta alam dan pendaki Gunung Semeru, puncak Mahameru masih menjadi tujuan utama pendakian. Menaklukkan puncak Mahameru sebagai puncak tertinggi Pulau Jawa merupakan sebuah prestasi yang mengagumkan.
Teriakan kebanggaan sering terlontar dari para pendaki, apalagi bagi yang pertama kali bisa menaklukkan. Rasa lelah dan capai seakan menjadi luntur. Sekali pun jalan kembali menuruni Semeru juga lebih berat dan berbahaya karena tenaga yang mulai merosot sedang jalur tetap menantang.
Puncak Mahameru dengan kawah Jonggring Saloka memang menantang. Namun jika tidak kuat, sebenarnya Ranu Kumbolo juga menantang untuk ditaklukkan dan dinikmati sebagai keindahan alam yang luar biasa.
Baca Juga: Tenangnya Suasana Ranu Regulo di Lereng Gunung Semeru
Banyak pendaki hanya menjadikan Ranu Kumbolo sebagai tempat istirahat belaka. Padahal dengan hanya berkemah di tepi Ranu Kumbolo sambil mendaki lereng dan perbukitan di sekitarnya juga merupakan tantangan sendiri.
