Jutaan Pekerja Migran di China Terpaksa Tak Rayakan Imlek untuk Kedua Kalinya

- 29 Januari 2021, 13:41 WIB
Ilustrasi angka positif Covid-19
Ilustrasi angka positif Covid-19 /Pexels/Markus Spiske

MALANG TERKINI – Untuk yang kedua kalinya, masyarakat di Negara Tiongkok harus merayakan liburan Tahun Baru Imlek sendirian, terutama pagi para pekerja migran. Jutaan pekerja migran terpaksa harus merayakan Imlek tanpa bersua bersama orang tercinta di kampung halaman.

Menanggapi liburan Tahun Baru Imlek yang akan dirayakan oleh warga China, terutama pekerja migran, Pemerintah melakukan pembatasan sosial selama periode liburan.

Bagi pekerja yang akan berpergian ke daerah pedesaan diwajibkan untuk melakukan karantina selama dua minggu setelahnya, juga diwajibkan untuk melakukan tes uji sampe corona dengan biaya mereka sendiri.

Baca Juga: Aturan Menggunakan Masker Kain yang Aman dari Infeksi Covid-19

Hal tersebut membuat para pekerja migran keberatan dan mustahil bagi mereka untuk berpergian dengan aturan tersebut.

Ditambah dengan upah dan jam kerja mereka yang dikurangi sebagai salah satu pendorong pemutus rantai penyebaran Covid-19 di Negara tersebut. Sekali lagi pekerja harus merayakan Imlek mereka sendirian di tempat mereka tinggal saat ini, setelah tahun lalu tidak ada perayaan Imlek yang dirayakan karena lockdown.

Setidaknya ada 300 juta pekerja migran di China yang terpaksa harus tak rayakan liburan Tahun Baru Imlek di tahun 2021 ini.

Salah satunya dialami oleh seorang penjual buah-buahan di daerah China bagian utara bernama Pang Qingguo, yang tiap tahun selama musim dingin menempuh jarak sepanjang 800 mil untuk bertemu keluarga pada tahun baru Imlek.

Baca Juga: 4 Bahan Alami yang Bisa Dijadikan Masker Rambut, Wajib Coba!

Halaman:

Editor: Yuni Astutik

Sumber: Nytimes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x