Konflik Rusia dan Ukraina Kian Memanas, Perang Dunia 3 Berpotensi Pecah Jika Tiga Negara Ini Ikut Campur

- 3 Maret 2022, 17:11 WIB
Ilustrasi - Konflik Rusia-Ukraina: Menteri Luar Negeri Rusia menyebut adanya potensi Perang Dunia 3 hingga penggunaan senjata nuklir
Ilustrasi - Konflik Rusia-Ukraina: Menteri Luar Negeri Rusia menyebut adanya potensi Perang Dunia 3 hingga penggunaan senjata nuklir /Pixabay/TheDigitalArtist

 

MALANG TERKINI – Di tengah konflik antara Rusia dan Ukraina yang kian memanas, potensi pertikaian lebih besar, yakni Perang Dunia 3 kini menjadi momok bagi masyarakat dunia.

Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov saat memberikan keterangan pers di Dewan Hak Asasi Manusia PBB pada Selasa, 1 Maret 2022.

Dalam keterangan yang Menlu Rusia berikan, ia menyebut jika Perang Dunia 3 berpotensi pecah apabila tiga Negara Barat ini ikut campur menangani konflik yang kini terjadi di Ukraina.

Baca Juga: Ratu Kecantikan Ukraina Anastasiia Lenna Turut Angkat Senjata Lawan Rusia

Tiga Negara yang dimaksud adalah Amerika Serikat, Inggris dan Perancis. Menlu Rusia juga menyebut adanya ancaman penggunaan senjata pemusnah massal, nuklir.

“Jika Perang Dunia 3 pecah, itu akan melibatkan penggunaan senjata nuklir yang bersifat pemusnah massal. Ini akan menjadi perang yang paling menghancurkan sepanjang sejarah," ujar Sergei Lavrov sebagaimana dikutip Malang Terkini dari Pikiran Rakyat Bekasi pada Kamis, 3 Maret 2022.

Pernyataan Sergey Lavrov ini dikeluarkan pasca negeri beruang merah menabuh genderang perang melawan Negara tetangganya, Ukraina.

Baca Juga: LINK LIVE Streaming Everton vs Boreham Wood, Akankah Hasil Positif The Toffees di FA Cup Berlanjut

Semenjak konflik antar kedua Negara berkecamuk, Presiden Rusia, Vladimir Putin juga telah menyiagakan pasukan pencegahan nuklir dalam intensitas tinggi.

Langkah tersebut diambil oleh Putin lantaran Ukraina dinilai membahayakan Negara-negara Eropa Timur dan masyarakat dunia secara keseluruhan.

"Hari ini bahaya yang ditimbulkan oleh Ukraina bagi negara-negara tetangga dan keamanan internasional secara umum telah meningkat secara substansial,” ujar Sergei.

Dalam pidatonya, Menlu Rusia juga menyebut Ukraina telah memulai permainan berbahaya lantaran berencana memperoleh senjata nuklir untuk mereka sendiri.

“Ukraina memulai permainan berbahaya terkait dengan rencana untuk memperoleh senjata nuklir mereka sendiri. Ukraina masih memiliki teknologi nuklir peninggalan Uni Soviet dan sarana pengiriman senjata semacam itu. Ini sangat berbahaya,” tambahnya.

Baca Juga: Apple, Google, Ford Hentikan Aktivitas dengan Rusia, Imbas Invasi Militer ke Ukraina

Pernyataan tersebut kemudian memantik beragam reaksi dari sejumlah perwakilan Negara yang hadir, tidak kurang dari 100 negara melakukan aksi walk out.

Di antara Negara yang melakukan aksi WO adalah Amerika Serikat, Inggris, Jepang hingga Negara-negara Uni Eropa. Adapun Negara yang mendengarkan hingga akhir antara lain Venezuela, China dan Suriah.

Sementara itu, Duta Besar Jerman untuk PBB, Katharina Stasch mengutuk pidato Menlu Rusia tersebut. Ia menyebut klaim aneh itu harus diungkap apa adanya berdasarkan fakta.

Sebagaimana diketahui, konflik Rusia dan Ukraina berkecamuk setelah Presiden negeri beruang merah memerintahkan agresi militer, beberapa waktu lalu.

Presiden Rusia juga mengancam akan memberikan konsekuensi yang lebih besar terhadap Negara manapun yang ikut campur dalam konflik yang kini terjadi di Ukraina.

"Kepada siapapun yang mempertimbangkan untuk ikut campur terhadap keputusan Rusia, Anda akan menghadapi konsekuensi yang lebih besar daripada yang pernah Anda hadapi dalam sejarah," katanya.***

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x