Rusia Semakin Brutal, AS Beri Sanksi Tambahan

- 25 Februari 2023, 12:01 WIB
Rusia Semakin Brutal, AS Beri Sanksi Tambahan
Rusia Semakin Brutal, AS Beri Sanksi Tambahan /www.freepik.com

MALANG TERKINI - Sudah setahun Rusia invasi Ukraina, namun Rusia tidak mengindahkan sanksi AS kepada sedikitnya 60 individu yang menjalani program nuklir.

Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken sudah memberi pernyataan tertulis akan berkomitmen penuh dukung rakyat Ukraina, meskipun Rusia melancarkan perang skala penuh dan tak beralasan.

Blinken juga menyebut, AS sedang berupaya agar kremilin menanggung jawabkan atas perang yang dilancarkannya.

Baca Juga: Sinopsis The November Man Bioskop Trans TV: Membongkar Jejak Kriminal Calon Presiden Rusia, Tayang Malam Ini

Kerjasama Sekutu Membungkam Putin hingga Aksi Pencurian

AS sudah berkoordinasi dengan negara-negara G7 untuk saling kerjasama antar sekutu dan mitra agar dapat memberi tekanan untuk membungkam Putin yang mengobarkan api perang dengan melemahkan daya ekonomi Rusia yang fokus mendanai perang.

"Sanksi ekonomi, kontrol ekspor dan tarif yang ditemukan pekan ini, kami terus bekerja sama untuk meningkatkan tekanan terhadap presiden Putin." Kata Blinken.

Dilansir Malang Terkini dari Antaranews, Blinken menegaskan, untuk menaikkan beban pengeluaran Rusia Presiden Joe Biden pada Jumat, 24 Februari 2023 sudah mengumumkan kenaikan tarif tambahan untuk barang asal Rusia.

Baca Juga: Jokowi Lakukan Pertemuan Berdua dengan Putin di Moskow-Rusia, Sampaikan Pesan dari Presiden Ukraina

Tarif yang dinaikkan terdiri dari logam dan produk logam hingga 75 persen, sedangkan produk barang Rusia yang lainnya dikenai tarif 35 persen.

Langkah itu dirancang AS guna menarget komoditas negaranya, sekaligus untuk mengurangi ketergantungan dengan Rusia.

Deplu AS juga sudah mengeluarkan sanksi untuk sejumlah entitas dan individu yang punya peran aktif untuk merusak perdamaian dan stabilitas AS dan sekutu, termasuk mereka yang memfasilitasi pencurian biji-bijian dan menduduki wilayah Ukraina atas nama Federasi Rusia.

Nataliya Leonidivna Desyatova, seorang wanita yang terkena imbas dari sanksi dianggap bertanggung jawab atas aksi pencurian.

Dalam pernyataan Deplu AS, ia ditunjuk oleh Rusia sebagai direktur museum seni di Kherson. Namun Desyatova membiarkan sekira 10.000 koleksi museum dijarah pasukan Rusia.

Baca Juga: Jendral Rusia Tewas Di Ukraina, Putin Peringatkan Negara Barat

Kebijakan visa

Deplu AS sudah mengumumkan langkah-langkah untuk membatasi visa pada 1.219 anggota militer Rusia atas tindakan mereka yang melanggar kedaulatan, integritas dan kemerdekaan Ukraina.

Artyom Igorevich Gorodilov, Aleksey Sergeyevich Bulgakov, dan Aleksandr Aleksandrovich Vasilyev merupakan target dari sanksi tersebut. gorodilov dikenai sanksi karena pembunuhan diluar hukum sementara Bulgakov dan Vasilyev karena penyiksaan tawanan yang kejam, tak manusiawi dan merendahkan martabat.

Selain itu, untuk properti yang dimilikki orang yang terkena sanksi atau dikendalikan oleh mereka atas nama warga negara AS, juga akan diblokir.

Blinken menambahkan, untuk memastikan Rusia menanggung perang brutalnya. "Ukraina adalah simbol kebebasan bagi kita semua, AS terus dukung Ukraina selama diperlukan." Ujarnya.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x