Tim Densus 88 Antiteror Polri temukan 35 Kg Bom di Kaki Gunung Ceremai

5 Oktober 2021, 18:10 WIB
Ilustrasi: Densus 88 Antiteror Polr temukan bahan pelesak di Gunung Ceremai /Humas Polri

MALANG TERKINI – Tim Densus 88 Antiteror Polri menemukan 35 kg bom cukup menggemparkan. Karena hasil temuan itu merupakan bentuk temuan yang cukup besar dan memiliki daya ledak yang sangat kuat. 

Seperti dikutip dari Antara, 4 Oktober 2021, Kombes Pol. Ahmad Ramadhan, Kepala bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri menjelaskan atas temuan 35 kg bom tersebut. 

“Terkait penemuan 35 kg ‘TATP’ di Gunung Ceremai diawali dari kegiatan deradikalisasi yang dilakukan oleh Densus 88 selama masa penahanan,” ucap Ramadhan saat menjelaskan awal mula ditemukannya 35 Kg bom di kaki Gunung Ceremai. 

Baca Juga: Densus 88 Temukan Bahan Peledak 35 Kilo Gram di Kaki Gunung Ciremai Majalengka

Dari deradikalisasi itu diperoleh pernyataan dari narapidana teroris (napiter) Imam Mulyana (37).

Imam mulyana ini merupakan anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah, dia menyebutkan bahwa dia masih menyimpan dan mempunyai TATP yang disimpan di Gunung Ceremai.

Berbekal keterangan ini, tim gabungan yang terdiri dari Tim Densus 88 Antiteror Polri bersama Tim Jibom Polda Jawa Barat segera menuju ke Gunung Ceremai membawa napiter, Imam Mulyana. 

Setelah menelusuri berbagai tempat, akhirnya Tim gabungan tersebut berhasil menemukan 35 kg bom. 

Tempat ditemukannya bom itu cukup sulit dijangkau yaitu di sekitar Desa Bantar Agung, Sindangwangi, Majalengka Jawa Barat, dengan ketinggian 1450 dpl.

Pada saat pengamanan penemuan bom,  ternyata ditemukan pula botol plastik ukuran 250 ml berisi gotri (besi berbentuk bulat kecil-kecil), toples berisi 10 kg TATP murni, 4 buah Tupperware berisi TATP murni, C1 beserta setengah botol air minum besar berisi TATP yang sudah berubah warna.

Baca Juga: Makin Kuat Gosip Ivan Gunawan dan Ayu Ting Ting Nikah Siri, Benarkah?

Setelah mengamankan semua bahan peledak ini, tim Jinak Bom (Jibom) Brimob Polda Jabar melakukan disposal yaitu tindakan pemusnahan kepada bahan peledak di dekat lokasi temuan.

Dari hasil pemusnahan bahan peledak dirasakan efek yang masih sangat mengejutkan karena menimbulkan efek ledakan yang begitu dahsyat.

Untuk pemusnahan TATP seberat 50 gram dilakukan di atas tanah dan menimbulkan lubang berdiameter sekitar 1 meter dengan kedalaman sekitar 20 cm.

Narapidana teroris, Imam Mulyana yang dikawal untuk menunjukkan tempat dia menyimpan bom itu merupakan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD)

Pada tahun 2017 yang lalu dia dan teman-temannya berencana melancarkan aksi teror di dekat Bandar Udara Cakrabhuwana, Cirebon Jawa Barat. 

Sasaran dari aksi terornya adalah membuat keributan sebelum kunjungan kerja Presiden Joko Widodo dimana saat itu akan menghadiri penutupan Festival Keraton Nusantara (FKN) ke-11 di Goa Sunyaragi.

Baca Juga: Sisilia, Perempuan Muda Asal NTT yang Berkesempatan jadi CEO Termuda BRI

Dengan sigap Densus 88 berhasil meringkus Imam Mulyana sebelum dia dan teman-temannya melancarkan aksi terornya, di dekat Bandara Udara Cakrabhuwana sekitar pukul 14.30 WIB sebelum kedatangan Presiden Jokowi dalam kegiatan kunjungannya ke Cirebon.

Densus 88 berhasil mengamankan sangkur, senapan angin dan gasnya, beberapa tulisan bernuansa ajaran radikalisme dan sejumlah dokumen berhubungan dengan ajaran radikal dari tangan Imam Mulyana.***

Editor: Lazuardi Ansori

Tags

Terkini

Terpopuler