Kenaikan Angka Penularan Positif Covid-19 Harus Diwaspadai dengan Taat Protokol Kesehatan

26 Februari 2022, 06:40 WIB
Angka tingkat positif Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 17,61 persen. /Pixabay/fernandozhiminaicela

MALANG TERKINI – Pemerintah melalui juru bicara penanganan Covid-19 mengingatkan angka tingkat positif Covid-19 di Indonesia per 20 Februari 2022 menunjukkan, mengalami peningkatan disetiap minggu naik sebesar 17,61 persen.

Angka tersebut meningkat sangat drastis dibanding pada bulan Januari 2022 masih dikisaran 1 persen.

Diketahui angka terendah kenaikan Covid-19 di Indonesia berada pada 12 Desember 2021 lalu kenaikannya tidak begitu signifikn yakni 0,09 persen.

Baca Juga: 32 Judul Lagu dan Sound Tiktok Viral 2022 Yang Sering Digunakan Saat Ini

Dikutip dari laman resmi Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Indonesia, melalui juru bicara Prof. Wiku Adisasmito, dalam keterangan pers Perkembangan Penanganan Covid-19 pada, 24 Februari 2022, mengingatkan agar masyarakat Indonesia tetap waspada karena saat ini Covid-19 di Indonesia penularannya sedang mengalami peningkatan.

"Kita perlu untuk tetap waspada mengingat tren kenaikan positivity rate mingguan masih belum menunjukkan tanda-tanda penurunan," ucap Wiku Adisasmito.

Wakay demikian, kenaikan anga positif mingguan pada saat ini dilihat masih lebih rendah, dibandingkan dengan masa varian Delta beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Angka Kesembuhan COVID-19 di Indonesia Mengalami Peningkatan Hingga 4,5 Juta Jiwa

Pada masa varian Delta angka positif Covid-19 diatas berada diatas 20% selama 5 minggu, bahka angka tersebut pernah meningkat hingga paling tertinggi 30, 24 persen per 18 juni 2021.

Dilihat dari data masyarakat yang melakukan tes antigen maupun PCR pada saat ini, terbilang jauh lebih rendah dibandingkan saat masa varian Delta.

Dari data pada 20 Februari 2022 ini, lebih dari 2 juta orang masyarakat Indonesia yang melakukan tes antigen maupun PCR dalam 1 minggu ini, angka kenaikan belum mengalami peningkatan seperti masa varian Delta.

Baca Juga: Samuel Zylgwyn, Ini Profil dan Biodata Pemeran 'Rangga' di Sinetron Aku Bukan Wanita Pilihan RCTI

Hal tersebut merupakan capaian yang sangat baik, karena jauh lebih baik dibandingkan masa varian Delta.

Dari metode tes saat omo didominasi tujuan skrining. Hal itu dilihat dari tingginya proporsi antigen dibandingkan dengan PCR. Sedangkan pada masa gelombang Delta proporsi testing cenderung berimbang.

Yang berarti varian Omicron memunculkan gejala yang lebih ringan bahkan tanpa gejala jika dibandingkan dengan varian Delta.

Baca Juga: Jadwal dan Tempat Vaksinasi Covid 19 Dosis 1, 2, Booster di Nganjuk, Warga Harus Catat!

Sementara itu, dari sisi mobilitas nasional pada saat ini, setara dan juga bahkan lebih tinggi dibandingka dengan gelombang Delta.

Walau varian omicron dinilai tidak separah varian Dellta, tetapi masyarakat diharapkan agar teteap meningkatkan kewaspadaan.

Karena jika melihat tren kenaikan saat ini, belum terlihat mengalami tanda-tanda penurunan, yang berarti potensi penularan masih tinggi dilingkungan masyarakat.

Diharapkan juga kepada masyarakat agar menunjukkan kesadarannya terdahap Protokol Kesehatan (Prokes), karena hingga saat ini masih banyak orang pelaku perjalanan yang tertular.

Untuk mengahiri rantai penularan Covid-19, hanya bisa dilakukan dengan penerapan disiplin P:rokes yang ketat dan juga upaya pemulihan ekonomi harus tetap dilakukan dengan aman.

Jika dilihat, produktivitas masyarakat yang tidak aman dan berpotensi menyebabkan lonjakan kasus malah dapat menurunkan capaian ekonomi.

Wiku dalam akhir penyampainnya mengatakan, Masyarakat harus bertanggung jawab melindungi lingkungan dan kelompok sekitar seperti, lansia, anak-anak, orang orang yang belum dapat divaksin.

“Terlebih lagi, masyarakat bertanggung jawab melindungi kelompok rentan yaitu lansia, anak-anak, orang orang yang belum dapat divaksin, Jangan sampai, ketidaktaatan kita akan protokol kesehatan menempatkan kita sebagai bahaya laten bagi mereka. Ingat, bukan tidak mungkin kita ternyata tertular dan menjadi OTG," tutup Wiku Adisasmito.***

Editor: Lazuardi Ansori

Tags

Terkini

Terpopuler