MALANG TERKINI - Untuk menghormati korban Tragedi Kanjuruhan, Malang, Ketua Umum (Ketum) PSSI, Mochamad Iriawan, mengusulkan 1 Oktober sebagai hari libur bagi semua aktivitas sepak bola di Indonesia, baik turnamen maupun kompetisi.
Menurut Iriawan, tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, pada 1 Oktober 2022 lalu yang memakan ratusan korban itu menimbulkan luka mendalam bagi PSSI dan dirinya pribadi
Usulan hari libur 1 Oktober untuk mengenang korban Tragedi Kanjuruhan tersebut disampaikannya saat Kongres Biasa PSSI 2023 di Jakarta pada Minggu, 15 Januari 2023.
Baca Juga: Update Perkembangan Kasus Tragedi Kanjuruhan Malang, Menko Polhukam Mahfud MD: Tidak Ada yang Puas
"Sebagai respons dan keseriusan PSSI menanggapi Tragedi Kanjuruhan untuk mengajak semua pihak agar setiap tanggal 1 Oktober menjadi hari libur sepak bola Indonesia. Mudah-mudahan semua yang hadir di sini menyepakatinya," kata dia dalam sambutannya, seperti dilansir Antara.
Purnawirawan polisi berpangkat akhir Komisaris Jenderal itu menyebut semua korban Tragedi Kanjuruhan sebagai pahlawan.
"Mereka semua adalah pahlawan. Sepak bola tanpa penonton seperti sayur tanpa garam. Dukungan penonton selalu luar biasa," ungkapnya.
Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu pun berharap hari libur sepak bola 1 Oktober nanti sekaligus menjadi momen pengingat agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Ketua Umum PSSI tersebut tidak ingin pertandingan sepak bola menjadi ajang menghilangkan nyawa manusia.
"Kita harus membuat sepak bola menjadi olahraga pemersatu yang menyenangkan, bukan mengerikan dan menakutkan," tutur Iriawan.
Ia menerangkan, Kongres Biasa adalah agenda yang biasa dilakukan setiap tahunnya untuk memaparkan program kerja atau capaian hasil maupun laporan keuangan.
Baca Juga: Update Kasus Tragedi Kanjuruhan Malang, Mahfud MD: Sangat Tidak Puas dengan Hasil yang Sekarang
Agenda utama Kongres Biasa PSSI 2023 pada tahun ini adalah menetapkan susunan Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP).
"Kongres Biasa PSSI kali ini ada yang luar biasa karena kita akan membentuk Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP). Perbedaan kongres ini muncul atas respon dari Tragedi Kanjuruhan," ujar dia.
Pelaksanaan kongres tersebut, menurutnya, sebagai respon positif atas seluruh masukan dan saran serta rekomendasi dari berbagai pihak khususnya Tim Gabungan Independen Pencari Fakta Tragedi Kanjuruhan Malang (TGIPF).
"Mari kita jadikan sepakbola sebagai olahraga pemersatu dan olahraga yang menyenangkan bukan menjadi tempat yang menakutkan," ucap Iriawan.***