Alasan Stunting di Indonesia di Tengah Melimpahnya Produksi Ikan

4 Maret 2023, 21:05 WIB
Alasan Stunting Indonesia di tengah produksi ikan yang melimpah /pixabay/192635/

MALANG TERKINI - Kementerian Kesehatan mengumumkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada rapat kerja BKKBN, pada 25 Januari 2023. Hasil survei tersebut mengatakan bahwa angka Stuntung di Indonesia mencapai 21, 6 persen. Angka tersebut mengalami sedikit penurunan dari perolehan hasil survei di tahun 2021 sebesar 24,4 persen.

Presiden Jokowi mengatakan dalam rapat tersebut, bahwa stunting bukan hanya permasalahan tinggi badan anak, tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakanagan mental, dan muncul penyakit kronis.

Jokowi menargetkan dalam tahun 2024 setidaknya angka stunting di Indonesia menurun sampai angka 14 persen. Jokowi juga menegaskan, penurunan angka stunting bukanlah penurunan yang sulit digapai, asal pemerintah dan masyarakat Indonesia bekerja sama dalam melakukan penurunan angka stunting.

Baca Juga: Bahan Apa Sajakah yang Termasuk Komponen Gizi Seimbang?

Hasil SSGI merupakan acuan target stunting Indonesia. Sebelumnya SSGI diukur 3 sampai 5 tahun sekali, tetapi mulai tahun 2021 Kemenkes melakukan survei ini setiap tahun. Untuk standar minimum angka stunting WHO harus kurang dari 20 persen.

Penurunan stunting terjadi di masa pandemi. Budi Gunadi selaku Mentteri Kesehatan mengharapkan, setelah melewati masa pandemi dan memasuki masa normal penurunan angka stunting diharapkan bisa lebih tajam hingga mencapai angka 14 persen. Secara jumlah, daerah yang memiliki penurunan angka stunting paling banyak antara lain: Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Metode survey seperti ini, sudah kita lakukan selama 3 tahun, bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Kita akan perbaiki ke depannya kalau bisa by name by adress. Kita usahakan ke sana, tapi kita secara bertahap tetap memakai metode pengukuran yang memang sudah dilakukan seblumnya,” Kata Budi Gunadi.

Stunting merupakan kondisi tubuh anak yang memiliki tinggi badan pendek yang kurang dari standar WHO. Stunting terjadi karena tidak terpenuhinya gizi secara baik pada saat anak masih dalam kandungan atau pada usia balita. Pengukuran stunting berdasarkan tinggi badan menurut usia anak (TB/U).

Baca Juga: Cara Membuat Ikan Bakar Bumbu Kecap Ala Restoran Pakai Resep Sederhana, Mudah Dibuat dan Hasil Nikmat

Apabila indeks TB/U berada dalam -2 SD (standar deviasi) hingga +3 SD maka dapat dipastikan anak tersebut memeiliki tinggi badan normal. Anak tergolong stunting jika memiliki tinggi badan dibawah -2 SD. Jika anak tergolong stunting maka diperlukan konsumsi protein. Protein didapatkan dari sumber protein hewani seperti daging sapi dan ikan, sementara protein nabati didapatkan dari Tahu, Tempe, jagung manis, dsb.

Fakta yang terdapat di Indonesia tingkat produksi ikan laut tangkap di Indonesia mencapai angka sekitar 6,43 ton. Angka stunting tinggi walaupun jumlah produksi ikan laut tangkap tinggi.

Angka stunting tinggi disebabkan oleh kurangnya konsumsi ikan Indonesia yang angkanya hanya 44,7 Kg per kapita per tahun. Angka ini lebih rendah dari negara tetangga Malaysia sebesar 57,8 Kg per kapita per tahun. Sementara itu, Malaysia menjadi negara tujuan utama ekspor ikan tangkap Indonesia selama 10 tahun terakhir.

Sejak 2019, Indonesia melakukan ekspor sebanyal 50 persen ke negara Malaysia. Produksi ikan yang melimpah sehurasnya dapat menjadi cara untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.

Baca Juga: Resep Ikan Bakar Bumbu Kecap, Dijamin Nagih

Kendala utama di Indonesia adalah masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan padahal negara Indonesia memiliki produksi ikan tangkap yan tinggi.

Menurut riset yang dilakukan oleh Iin Siti Djunaidah, Tingkat konsumsi ikan suku sunda mencapai 7,2 persen, sedangkan suku bugis sebesar 15,9 persen. Riset ini dilakukan di Waduk Cirata Cianjur Jawa Barat.

Riset ini mengungkapkan suku bugis denan latar belakang kelompok pelaut memiliki budaya makan ikan lebih tinggi. Ikan memiliki kandungan protein yang berfungsi mencukupi kebutuhan asam amino. Ikan juga memiliki lemak omega 3 yang bermanfaat bagi kesehatan ibu dan perkembangan janin.

Hardiansyah selaku guru besar ilmu gizi ilmu gizi IPB menjelaskan, ibu hamil harus mengkonsumsi ikan sebanyak 150 gram per hari dan minimal 4 kali seminggu untuk mencegah anak lahir stunting.

Baca Juga: 8 Jenis Ikan Hias Air Tawar dengan Harga Murah, Siap Bikin Cantik Akuarium di Rumah

Angka konsumsi ikan terus meningkat setiap tahunnya karena pemerintah menjalankan program Gerakan Masyarakat Makan Ikan (GEMARIKAN) sejak 2004. Tetapi juga perlu bantuan masyarakat juga untuk mencegah stunting melalui peningkatan konsumsi protein harian.***

Editor: Ratna Dwi Mayasari

Tags

Terkini

Terpopuler