MALANG TERKINI – Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid kritik Pengamat Intelijen terkait penanganan penyebaran terorisme.
Hidayat Nur Wahid menyebut peringatan ancaman terorisme karena adanya kegiatan memperbanyak bahasa Arab merupakan tindakan yang tidak tepat.
Wakil Ketua MPR ini tidak sepakat jika penyebaran bahasa arab disebut sebagai ancaman ‘teror’ bagi Pancasila.
Baca Juga: Pegawai KPI Pusat yang Mengaku Bertahun-tahun Dibully dan Dilecehkan Kini Terancam Dijerat UU ITE
Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa bahkan di Pancasila sendiri banyak menggunakan bahasa yang merupakan serapan dari bahasa Arab.
“Banyak Ungkapan diserap dari bahasa Arab seperti ‘adil’ (sila ke-2 dan 5), rakyat (4 dan 5), adab, hikmat, musyawarat, wakil,” terang mantan Anggota DPR itu melalui akun Twitternya @hnurwahid pada 8 September 2021.
Ia kemudian menyiratkan bahwa OPM sebagai organisasi yang jelas-jelas melakukan tindak terorisme saja tidak ada kaitannya dengan bahasa Arab.
Jika dengan logika yang demikian, Hidayat Nur Wahid mengatakan bahwa Parlemen (MPR,DPR dan DPD) juga termasuk subjek yang menggunakan bahasa Arab.
Bahasa Arab dalam parlemen itu ditemui dalam bahasa Majelis, Musyawarat, Rakyat, Dewan, Wakil, dan Daerah.