MALANG TERKINI - Ketua MUI Jember menanggapi ritual maut yang digelar kelompok Tunggal Jati Nusantara di Pantai Payangan.
Nama kelompok Tunggal Jati Nusantara mencuat setelah kejadian ritual berujung maut di Pantai Payangan Jember pada Minggu malam, 13 Februari 2022 lalu.
Malam itu, 20 anggota kelompok Tunggal Jati Nusantara melaksanakan ritual di Pantai Payangan sekira jam satu dini hari.
Baca Juga: Vaksin Merah Putih Kantongi Sertifikat Halal MUI, Sebagian Akan Dihibahkan ke Luar Negeri
Di tengah melakukan ritual, tiba-tiba ombak besar datang menghantam dan 11 orang dari mereka ditemukan meninggal dunia.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) kabupaten Jember, KH Abdul Haris, menyatakan bahwa yang aneh dari ritual tersebut adalah dilakukan di pantai.
"Kalau dari sisi bacaan sholawat tidak ada yang aneh, kemudian menjadi aneh ketika ritual dilaksanakan di pantai, apalagi ketika ombak besar, dan konon katanya sudah dilarang. Itu yang jadi masalah," kata dia pada Selasa, 15 Februari 2022, dilansir Malang Terkini dari Antara.
Baca Juga: Balita Dua Tahun Selamat dari Tragedi Pantai Payangan Jember saat Kegiatan Ritual
Haris mengungkapkan bahwa pihaknya baru mengetahui kelompok Tunggal Jati Nusantara setelah terjadi tragedi maut itu, sehingga MUI Jember tidak punya banyak data terkait ritual yang dilakukan.