Fahri Hamzah lantas menyahuti twit tersebut dengan menyindir tentang akibat jika sejarah ditulis oleh penguasa.
"Jika sejarah tidak lagi ditulis oleh sejarawan tetapi ditulis dengan tinta penguasa maka kita akan menyaksikan sejarah yang akan direvisi berkali-kali...," kata Fahri Hamzah melalui akun Twitter-nya @Fahrihamzah, Jumat 4 Maret 2021.
Baca Juga: Tanggal 5 Maret 2022 Hari Apa? Peristiwa Sejarah dan Hari Besar di Sepanjang Tahun
Mahfud MD sendiri telah membalas tantangan Fadli Zon dengan menyatakan jika Keppres Nomor 2 Tahun 2022 tersebut bukan buku sejarah, namun hanya penetapan atas satu titik krusial sejarah.
Ia juga meminta Fadli Zon langsung mengajak sendiri sejarawan itu untuk berdebat.
"Silahkan, langsung ajak sendiri kalau mau debat, Pak. Pak @fadlizon kan bisa hubungi dia, bahkan bisa jg langsung ajak debat ke Gubernur DIY. Tim Naskah Akademik Pemda DIY dan sejarawan UGM itu sdh berdiskusi sejak 2018. Sy rak ikut di sana. St jg tak sempat jd Panitia deba," katanya, sebagaimana dilansir Malang Terkini dari Twitter @mohmahfudmd, Jumat 4 Maret 2022.***