“Pertama dibuka kepalanya, tidak ditemukan otaknya,” kata Kamaruddin Simanjuntak sebagaimana dikutip Malang Terkini dari kanal YouTube Refly Harun.
Ahli forensik kemudian melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap jenazah Brigadir J dan mendapati adanya benjolan bekas lem serta, setelah dibuka ternyata ada lobang.
“Kemudian diraba-raba kepalanya itu, ternyata dibagian belakang ada benjolan sedikit bekas lem, lemnya dibuka ternyata ada lobang” ujarnya.
Berdasarkan hasil autopsi ulang terhadap jenazah Brigadir J tersebut, pihak keluarga melalui kuasa hukumnya yakin bahwa penyebab kematian Yosua bukan karena baku tembak.
Sebagaimana diketahui, pada awal-awal kasus Brigadir J mencuat, penyebab kematian sopir pribadi istri Ferdy Sambo tersebut dikabarkan karena baku tembak dengan Bharada E.
Namun setelah pihak keluarga mengajukan autopsi ulang, dugaan-dugaan baru mulai bermunculan, salah satu terkait penyebab kematian Brigadir J yang diduga bukan karena baku tembak.
Hingga berita ini diturunkan, Polri belum secara resmi merilis hasil autopsi Brigadir J, semua pernyataan di atas bersumber dari kuasa hukum pihak keluarga.
Sementara itu, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Ade Firmansyah menyebutkan jika hasil resmi autopsi Brigadi J baru bisa diketahui 4-8 minggu.