Tugu Pahlawan Surabaya: Monumen Sejarah 10 November 1945

- 6 November 2022, 10:53 WIB
Tugu Pahlawan, Monumen pertempuran 10 November 1945
Tugu Pahlawan, Monumen pertempuran 10 November 1945 /Instagram.com / @Vincentius_quori.

Tentara Belanda (NICA) datang ke Indonesia dengan membonceng tentara Inggris (AFNEI) dan membuat markas-markas militer di sejumlah wilayah termasuk Surabaya.

Meskipun Proklamasi kemerdekaan Indonesia telah disampaikan, pihak Belanda masih enggan mengakui kedaulatan Indonesia.

Berbagai usaha dilakukan pihak Belanda untuk dapat menguasai kembali wilayah Indonesia, dan terjadilah berbagai bentrokan senjata di berbagai wilayah.

Beberapa insiden bersejarah terjadi sebelum pecahnya pertempuran 10 November 1945, seperti insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato dan tewasnya Jenderal AWS Mallaby dari pihak Sekutu.

Baca Juga: Memperingati Hari Pahlawan 2022, Kemdikbud Terbitkan Ajang Kreasi dan Apresiasi untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Akibat beberapa insiden ini, pihak Sekutu melalui Mayor Jenderal Eric Carden Mansergh asal Inggris mengeluarkan Ultimatum kepada seluruh unsur Indonesia untuk menyerah paling lambat 10 November 1945 pukul 06.00 WIB.

Ultimatum melalui pamflet yang disebar tentara Inggris lewat udara ditanggapi dengan perlawanan arek-arek Surabaya, dan pertempuran 10 November 1945 pecah.

Para pejuang menilai ultimatum tersebut sebagai hinaan terhadap Indonesia yang telah berdaulat sejak diproklamasikan kemerdekaannya.

Pertempuran berlangsung berhari-hari hingga hampir satu bulan, menimbulkan ribuan korban jiwa dari kedua belah pihak.

Tak kurang dari 30.000 tentara sekutu menyerbu kota Surabaya yang dikawal habis-habisan oleh para pejuang dan arek-arek Surabaya menggunakan berbagai upaya.

Halaman:

Editor: Anisa Alfi Nur Fadilah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah