Network
MALANG TERKINI - Kabar tentang Venna Melinda diduga mengalami KDRT sedang menjadi pemberitaan di berbagai media sosial.
Baru ini, Venna Melinda melaporkan suaminya, Ferry Irawan, atas kasus dugaan KDRT atau kekerasan dalam rumah tangga.
Dugaan KDRT terhadap Venna Melinda itu disebutkan terjadi di dalam sebuah kamar salah satu hotel daerah Kediri, Jawa Timur, pada Minggu, 8 Januari 2023.
Irawan diduga melakukan kekerasan dengan menekankan kepalanya ke hidung Melinda sehingga korban mengalami pendarahan.
Berita mengenai peristiwa KDRT yang terjadi dalam rumah tangga pasangan artis tersebut membuat heboh dan mengagetkan warganet di media sosial.
KDRT pada Istri menurut Islam
Pasalnya, keduanya selama ini semenjak menikah pada Maret 2022 lalu sering membagikan foto maupun video yang memperlihatkan kemesraan melalui akun Instagram masing-masing.
Perilaku KDRT adalah perbuatan yang tentunya tidak diinginkan wanita manapun dan juga seharusnya tidak dilakukan oleh pria.
Baca Juga: Venna Melinda Laporkan Ferry Irawan Atas dugaan KDRT, Bagaimana Hukum KDRT dalam Islam?
Agama Islam sendiri melarang seorang suami melakukan cara kekerasan hingga mengakibatkan luka pada sang istri.
Islam mengajarkan kewajiban-kewajiban bagi suami dan istri agar tercipta keharmonisan dan keindahan dalam hidup berumah tangga?
Lantas apa saja sebenarnya yang harus dilakukan istri maupun suami menurut agama Islam? Berikut penjelasan yang disampaikan KH. Yahya Zainul Ma'arif atau yang akrab disapa "Buya Yahya".
Buya Yahya menyampaikan bahwa yang hendaknya dilakukan istri untuk menyempurnakan kebahagiaan dan menyuburkan cinta adalah kepatuhan kepada suami serta setiap saat bisa melayani dan menyenangkannya.
Baca Juga: Apa Ancaman Hukuman KDRT Menurut Undang-Undang? Venna Melinda Laporkan Ferry Irawan
Pengasuh Lembaga Pengembangan Da'wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon tersebut membacakan potongan hadits sebagai berikut.
لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلَّا بِإِذْنِهِ
"Tidak diperkenankan bagi seorang wanita untuk melakukan puasa, puasa sunnah maksudnya, sementara suaminya ada bersamanya kecuali minta izin kepada suaminya," terang Buya Yahya.
Menurut Buya, hal itu menyiratkan begitu agungnya hak manusia sebagai suami, hingga pelanggaran istri terhadap suaminya dinilai sebagai pelanggaran besar.
Ia menegaskan, perintah tersebut justru untuk menyempurnakan keindahan, bukan diskriminasi, melecehkan, ataupun merendahkan wanita.
"Sebab, pemimpin adalah seorang laki-laki yang wajib memberi nafkah, mengatur. Lha kalau yang diatur tidak punya prinsip kepatuhan, apa yang bisa diatur nanti. Dan nanti ada kewajiban bagi suami, bagaimana mereka berkasih sayang, berlemah lembut, mengayomi, dan seterusnya, ini kewajiban suami. Tapi (kewajiban) sebagai seorang istri adalah kepatuhan" ujarnya.
Buya menceritakan, ada yang bertanya kepada Rasulullah tentang apa yang harus dilakukan seorang istri kepada suaminya, Nabi menjawab bahwa kalau seandainya wanita tersebut berada di atas kendaraannya lalu suami menginginkannya maka ia wajib turun.
"Itu perintah dari Rasulullah, bahwasanya jika ada seorang wanita, suaminya menginginkannya, hendaknya dia layani. Maknanya apa? Kemesraan itu harus didahulukan. Ini keindahan yang diajarkan oleh Islam," tandasnya.
Baca Juga: Blak-blakan! Venna Melinda Mengaku Tidak Restui Hubungan Verrell Bramasta dengan Natasha Wilona
Buya menjelaskan bahwa wanita bukan diperintah bekerja, tetapi melayani suami untuk bermesraan yang indah, kecuali jika ada udzur, sakit, dan sebagainya.
"Ada perkenan dalam Islam, tidak dipaksa wanita untuk bisa melayani suami di saat sang istri misalnya dalam keadaan sakit. Bahkan kalau seorang wanita dalam keadaan haid pun, wajib bisa melayani suami, cuma jangan sampai masuk ke tempat itu," terangnya.
Ia juga menyampaikan bahwa seorang istri apabila mau pergi maka hendaknya meminta izin kepada sang suami.
Baca Juga: Kronologi Venna Melinda Laporkan Ferry Irawan atas Kasus Dugaan KDRT
"Ketahuilah bahwasanya izin yang harus dilakukan seorang istri kepada suami justru untuk kemuliaan wanita tersebut," ungkapnya.
Sedangkan kewajiban suami kepada istri, menurut Buya, banyak, bukan hanya sekedar memberi nafkah, pendidikan maupun senyuman.
"Nafakah iya, pengayoman iya, pendidikan iya, pendidikan itu mengajari kebenaran, memberikan kesenangan iya, termasuk mengayomi, menasehati," bebernya.
Baca Juga: Isi Klarifikasi Venna Melinda Perihal Berita Tentang Yuni Shara yang Temani Anak Nonton Film Dewasa
Kalaupun istri bermasalah, hendaknya suami menasehati terlebih dahulu, sebagaimana diajarkan dalam Al-Quran surah An-Nisa' ayat 34.
وَالّٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُنَّ وَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ
Artinya: "Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka."
Buya memaparkan, kalau sudah dinasehati tetapi tidak menerima, hendaknya istrinya tidak diajak bicara (didiamkan) saat di dalam kamar.
Jika setelah itu, istri masih belum memahami juga, hendaknya sang suami memukulnya dengan menggunakan semisal kayu siwak.
Buya Yahya menyatakan bahwa semua kewajiban suami maupun kewajiban istri di dalam Islam merupakan sebab terciptanya keindahan dalam rumah tangga.
"Kewajibannya banyak, tapi semua kewajiban seorang suami terhadap istrinya, kalau diperhatikan, semuanya jadi sebab keindahan. Kewajiban seorang istri, semuanya kalau dipenuhi, menjadi sebab keindahan," tuturnya, dikutip dari tayangan di kanal YouTube Al-Bahjah TV.***
