Sejarah Hari Perempuan Internasional tentang Kesetaraan Gender

- 26 Februari 2023, 09:05 WIB
Ilustrasi: Perempuan memiliki hak untuk memilih dan dipilih
Ilustrasi: Perempuan memiliki hak untuk memilih dan dipilih /PIXABAY/JonasSchmidt1989

Perayaan hari perempuan di tanggal 8 Maret ini diawali oleh aksi mogok perempuan-perempuan Rusia sebagai tanggapan atas kematian lebih dari 2 juta tentara Rusia pada perang dunia pertama. Para wanita ini memulai aksi mogoknya pada tanggal 23 Februari 1917 dalam kalender Julian yang dipakai oleh Rusia.

Namun karena sebagian besar negara saat itu telah memakai kalender Gregorian, tanggal 23 Februari dalam kalender Julian sama dengan tanggal 8 Maret dalam kalender Gregorian. Perempuan-perempuan Rusia itu mendesak Tsar atau sebutan lain untuk menyebut pemimpin Rusia agar turun tahta.

Setelah empat hari melakukan aksi demo, Tsar pun dipaksa turun dan pemerintahan sementara disana memberikan hak pilih kepada perempuan untuk menjawab tuntutan tuntutan perempuan sebagaimana yang dikutip dari internationalwomensday.com.

Hingga akhirnya pada tahun 1975, Perserikatan Bangsa-Bangsa menandai hari perempuan ini secara resmi. Dan pada bulan Desember 1977, PBB melalui majelis umumnya mengumumkan hari hak-hak perempuan dan perdamaian internasional agar diperingati setiap tahun oleh negara-negara anggota dengan menyesuaikan tradisi serta sejarah mereka masing-masing.

Baca Juga: Bunda Corla Laki-laki atau Perempuan? Lihat Profil dan Biodata: Anak Kandung, Nama Asli, Umur, Pekerjaan

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan, “Kesetaraan gender adalah hak asasi manusia yang paling mendasar, dan juga menjadi solusi untuk beberapa permasalahan global terbesar kita. Tetapi setengah dari populasi umat manusia tertahan akibat pelanggaran hak asasi yang paling meluas di zaman kita…” sebagaimana yang dikutip dari weforum.org.

Dengan menilik sejarahnya, sangat panjang sekali usaha perempuan dalam menyuarakan hak-hak mereka. Sehingga saat hak-hak perempuan berhasil diterapkan, orang-orang yang memperjuangkannya memiliki berbagai sudut pandang dalam perayaan hari perempuan ini.

Bagi sebagian orang, hari perempuan merupakan sebuah bentuk kesuksesan yang wajib untuk disyukuri. Sebagian lainnya mungkin akan melihat bahwa hari perempuan merupakan pengingat untuk tujuan utama perempuan yakni mendapatkan hak-hak yang setara dengan laki-laki.

Baca Juga: 10 Ide Kado untuk Hari Guru Perempuan 25 November 2022: Simpel dan Berkesan

Beberapa orang mungkin akan melihat bahwa usaha perempuan untuk mendapatkan haknya hanyalah bagian dari supremasi gender. Namun Gloria Steinem, seorang aktivis terkenal pernah mengemukakan bahwa, “kisah perjuangan perempuan untuk mendapatkan kesetaraan bukan milik feminis saja, atau organisasi manapun, tetapi sebuah upaya kolektif semua orang yang peduli tentang hak asasi manusia.” Dikutip Malang Terkini dari internationalwomensday.com.***

Halaman:

Editor: Ratna Dwi Mayasari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah