Dibalik Sejarah Tanggal 30 Maret dan Profil Usmar Ismail, Bapak Perfilman Indonesia

- 30 Maret 2023, 12:49 WIB
Usmar Ismail, Bapak Perfilman Indonesia
Usmar Ismail, Bapak Perfilman Indonesia / Tangkapan Layar Facebook/Festival Film Indonesia

Namun ia dan kawan-kawannya terpaksa pindah ke Yogyakarta setelah kedatangan NICA dan sekutu di Indonesia saat Jepang menyerah tanpa syarat pada 15 Agustus 1945. Di Yogyakarta, Usmar Ismail dan kawan-kawannya mendirikan harian Patriot dan bulanan Arena.

Kemudian di tahun 1946 hingga 1947, ia terpilih menjadi Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Namun di tahun 1948, saat sedang menjalani profesi sebagai wartawan politik di kantor berita Antara dan saat meliput perundingan Indonesia dengan Belanda, Usmar Ismail ditangkap oleh Belanda atas tuduhan terlibat dalam kegiatan subversi untuk membantu revolusi Indonesia.

Usmar Ismail ditahan kala itu, namun dia dipekerjakan di perusahaan produksi film milik Belanda yaitu South Pacific Corporation. Setelah membantu Andjar Asmara dalam menyutradarai film berjudul Gadis Desa, Usmar diajak oleh Andjar Asmara untuk mengerjakan film produksi South Pacific Corporation.

Ia pun berhasil menyutradarai dua film pertamanya berjudul Harta Karun dan Tjitra, Namun, saat itu dia merasa kreativitasnya dalam dunia film merasa dikekang.

Baca Juga: Alasan dan Daftar Negara yang Pernah Menolak Bertanding Melawan Timnas Israel

Awal Perkenalan dengan Sinematografi

Usmar Ismail akhirnya dibebaskan dan keluar dari South Pacific Corporation. Berangkat dari hal itu, Usmar mulai lebih serius untuk menekuni perfilman di Tanah Air.

Awal perkenalan Usmar dengan dunia film dimulai saat duduk sebagai siswa MULO Padang (SMP 1 Padang). Ia sesekali mendatangi bioskop, meskipun ayahnya melarangnya.

Perkenalannya lebih jauh dengan dunia sinematografi ketika berada di Yogyakarta, didikan dari orang Jepang yang berdarah Korea HInatsu Eitaroo menyadarkannya jika film bisa menjadi alat penyampaian kritik dan gagasannya.

Setiap minggu, ia bersama dengan kawan-kawannya, Andjar Asmara, Armijn Pane, Kotot Sukardi, dan Sutarto, sering berkumpul dan berdiskusi tentang seluk-beluk film di sebuah Gedung, yang terletak di depan Stasiun Tugu, Yogyakarta.

Halaman:

Editor: Iksan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x